JAKARTA - Turki bersama Rusia tengah mempertimbangkan sejumlah kerja sama strategis, termasuk jet tempur, kapal selam hingga pembangkit listrik tenaga nuklir, setelah pertemuan Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Vladimir Putin pekan ini.
Presiden Erdogan bertemu dengan Presiden Putin di Sochi, kota di Rusia yang terletak di sisi Laut Hitam Rabu 29 September. Pertemuan fokus pada langkah-langkah yang akan memperdalam kerja sama pertahanan kedua negara,
"Kami berkesempatan untuk membahas secara komprehensif langkah-langkah apa yang harus diambil dalam produksi mesin pesawat, langkah-langkah apa yang harus diambil terkait jet tempur," jelas Presiden Erdogan seraya menambahkan, langkah-langkah lain dapat mencakup pembangunan kapal dan kapal selam, mengutip Daily Sabah 30 September.
Rusia juga dapat terlibat dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kedua dan ketiga Turki, sambung Presiden Erdogan, sementara Presiden Putin menyarankan untuk mengembangkan platform untuk peluncuran luar angkasa.
"Kami berbicara dengan Tuan Putin tentang membangun dua pembangkit nuklir lagi, selain Akkuyu. Dia setuju untuk menangani masalah ini," ungkap Presiden Erdogan.
Akkuyu adalah pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Turki yang sedang dibangun oleh perusahaan energi nuklir negara Rusia Rosatom di Provinsi Mersin selatan. Kedua negara menandatangani perjanjian kerja sama pada 2010 dan memulai pembangunan pada 2018. Unit awal pabrik ditargetkan selesai Mei 2023.
Tiga unit yang tersisa akan mulai beroperasi pada akhir 2026, dengan laju satu unit per tahun sehingga pada akhirnya memiliki total kapasitas terpasang 4.800 megawatt (MW).
BACA JUGA:
Setelah selesai, pembangkit ini diharapkan dapat menghasilkan 35 miliar kilowatt-hour (kWh) listrik per tahun dan akan memenuhi sekitar 10 persen kebutuhan listrik domestik.
Untuk diketahui, PLTN ini diprediksi akan memiliki masa pakai 60 tahun, dengan perpanjangan 20 tahun lagi dan akan menghasilkan energi bebas karbon sepanjang waktu.