Diduga Stres dan Depresi Karena Perang, Mantan Tentara AS Tembak Mati Empat Orang di Florida
Ilustrasi penembakan. (Pexels/Karolina Grabowska)

Bagikan:

JAKARTA - Empat orang tewas ditembak, termasuk seorang wanita dan bayi berusia sekitar tiga bulan di Florida, menurut para pejabat Minggu waktu setempat.

Mengutip Reuters Senin 6 September, penembak yang diidentifikasi sebagai Bryan Riley, 33, mantan tentara Marinir AS, juga melukai seorang gadis berusia 11 tahun yang menjalani operasi karena tujuh luka tembak, kata Sheriff Polk County Grady Judd pada konferensi pers.

Riley, yang tidak memiliki hubungan dengan para korban, terlibat baku tembak dengan polisi sebelum menyerah, dan kemudian mencoba mengambil senjata petugas polisi saat dirawat di rumah sakit karena luka tembaknya sendiri, sebelum ditundukkan lagi, kata Judd.

Seorang veteran perang AS di Irak dan Afghanistan, Riley bekerja sebagai pengawal dan penjaga keamanan. Pacarnya selama empat tahun mengatakan kepada penyelidik, Riley menderita gangguan stres pasca-trauma dan kadang-kadang depresi, kata Judd.

Sekitar seminggu sebelum penembakan, kesehatan mentalnya memburuk dan dia memberi tahu pacarnya, jika ia mulai berbicara dengan Tuhan, tutur Judd.

"Dia berkata pada satu titik kepada detektif kami, 'Mereka memohon untuk hidup mereka dan saya tetap membunuh mereka'," ungkap Judd pada konferensi pers kedua.

Riley juga mengatakan kepada deputi sheriff, jika dirinya kecanduan metamfetamin, sambung Judd.

Penembak pertama kali muncul secara acak di rumah tempat penembakan terjadi pada Sabtu malam waktu Florida, membuat pernyataan yang tidak masuk akal, tetapi pergi saat polisi merespons.

Dia kembali Minggu pagi, membunuh seorang pria berusia 40 tahun, ibu berusia 33 tahun dan bayi laki-lakinya, kata Judd. Di rumah sebelah, dia juga membunuh ibu wanita berusia 62 tahun itu, lanjut Judd.

"Selain itu, jika dia tidak cukup jahat, dia menembak dan membunuh anjing keluarga itu," tukas Judd.

Deputi Sherif menanggapi laporan dua tembakan tembakan otomatis tiba untuk menemukan tersangka tidak bersenjata di luar, mengenakan kamuflase dan pelindung tubuh. Riley kemudian kembali ke dalam dan "kami mendengar tembakan lain, dan seorang wanita berteriak, dan bayi merengek," terang Judd.

Baku tembak terjadi sebelum dia keluar tanpa senjata dan ditangkap.

"Akan 'menyenangkan' jika dia keluar dengan pistol. Kami akan menembaknya. Tapi dia tidak melakukannya karena dia pengecut. Ketika seseorang memilih untuk menyerah, kami menahan mereka dengan damai," pungkas Judd.