Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI tengah bergerilya mencari sponsor untuk bisa menggelar Formula E tanpa banyak membebankan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi DKI Jakarta.

Upaya pencarian sponsor ajang balap mobil bertenaga listrik ini menjadi instruksi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kepada BUMD penyelenggara, PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Namun, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi ragu bahwa Formula E bisa mendapatkan sponsor. Sebab, saat ini kondisi perekonomian melemah akibat pandemi COVID-19.

"Siapa yang punya duit? Sekarang orang gak punya duit," kata Prasetio kepada wartawan, Kamis, 26 Agustus.

Terlebih, saat ini rencana Formula E di Jakarta dibalut ketidakpastian. Pengelola Formula E di New York, Amerika Serikat (AS), merilis kalender sementara penyelenggaraan Formula E pada tahun 2022 tanpa ada nama Jakarta sebagai tuan rumah.

"Pertanyaannya, apakah komitment dia dengan FIA ini sudah beres apa belum? Itu pertanyaannya yang mesti ditelusuri," ucap Prasetio.

Pras, sapaan karibnya, menyebut saat ini anggaran daerah tengah defisit. Pandemi mengharuskan pemerintah mengeluarkan anggaran lebih khusus penanggulangan COVID-19. Apalagi, saat ini penerimaan daerah sedang macet.

Di tengah ketidakpastian, Pras ragu DKI bisa mendapat sponsor yang dapat menutupi kebutuhan biaya penyelenggaraan selain dari APBD.

"Ini balapan kan profesional bos. Enggak mungkin ecek-ecek dan ini internasional loh dan berjalan di mana-mana. Sekarang, permasalannya kita sedang defisit anggaran," tutur dia.

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro) Dwi Wahyu Daryoto berharap DKI mendapat sponsor untuk Formula E yang recananya diselenggarakan tahun 2022.

Hal ini menanggapi rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dalam laporan keuangan DKI tahun 2019, yang meminta Pemprov DKI mencari sumber pendanaan selain APBD dalam menyelenggarakan Formula E.

"Insyaallah tahun depan sudah ada sponsor (mendanai Formula E)," kata Dwi pada Senin, 23 Agustus.

Bahkan, kata Dwi, Jakpro pun sudah mulai mencari-cari pihak yang bersedia untuk ikut sebagai sponsor ajang balap mobil bertenaga listrik tersebut dari awal perencanaan, sebelum rekomendasi BPK muncul.

"Sudah kita jalanin dari dulu sudah, kita kan dari dulu sudah mencari sponsorship-sponsorship sebelum ditunda dulu," ucap Dwi.