Jadi Sahabat Baru Koalisi Pendukung Pemerintah, PAN Dinilai Amankan Satu Kursi Menteri Jika Reshuffle Terjadi
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Foto: Instagram @zul.hasan)

Bagikan:

JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) dinilai telah mengamankan satu kursi menteri jika reshuffle atau perombakan Kabinet Indonesia Maju terjadi. Penilaian ini muncul setelah partai besutan Zulkifli Hasan tersebut ikut dalam pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan koalisi pendukungnya di Istana Negara pada Rabu, 25 Agustus kemarin.

Ikutnya PAN dalam pertemuan antara Presiden Jokowi dan para ketua umum partai koalisi pendukung pemerintahannya disampaikan oleh Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Ia mengatakan partainya menyambut baik kehadiran Zulkifli Hasan sebagai Ketua Umum PAN bersama sekjennya, Eddy Soeparno.

"Kehadiran Pak Zulkifli Hasan dan Bung Eddy Soeparno selaku Ketua Umum dan Sekjen PAN semakin membuktikan bagaimana gotong royong dikedepankan dan kehadiran," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan.

Dia menyebut kehadiran PAN memberi energi positif dalam konsolidasi pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin. Apalagi, dari pertemuan tersebut optimisme dalam memperkuat demokrasi semakin bertambah.

"Dari dialog ketum parpol dengan Presiden Jokowi, selain memperkuat optimisme, juga merupakan tradisi baik dalam demokrasi Pancasila," ujar Hasto.

Tak hanya dianggap sebagai pemberi energi positif, PAN juga disebut sebagai sahabat baru koalisi pemerintah oleh Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate. Dia berharap hadirnya PAN bisa memperkaya pandangan dan ide baru untuk melanjutkan pemerintahan dan mengisi demokrasi Indonesia.

"Sahabat baru koalisi, Ketua Umum PAN Bapak Zulkifli Hasan yang didampingi Sekjen Eddy Soeparno. Sahabat baru kami dalam koalisi semakin memperkuat dan semakin memperkaya gagasan-gagasan dan pandangan-pandangan serta ide-ide baru dalam rangka melanjutkan pemerintah dan mengisi demokratisasi di Indonesia," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Johnny mengatakan Zulhas sempat menyampaikan pandangannya. Tapi, dia membantah pertemuan tersebut juga membahas reshuffle, pelebaran koalisi maupun penambahan anggota kabinet.

Menurutnya, pertemuan tersebut merupakan bentuk kegotongroyongan politik di tengah pandemi COVID-19. "Sehingga kita bisa menghasilkan kebijakan secara cepat, tepat, dan efisien. Jangan sampai terjadi kegagapan dalam kebijakan," tegas Plate.

"Kami berharap setelah PAN bergabung semakin banyak gagasan yang beragam bagi jalannya pemerintahan," imbuhnya.

Johnny boleh saja membantah jika tak ada pembicaraan soal reshuffle tak ada dalam pertemuan itu. Hanya saja, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin menilai PAN telah berhasil mengamankan satu kursi menteri setelah menjadi bagian dari koalisi pendukung pemerintah.

"Jika PAN betul menjadi bagian dari koalisi pemerintah maka kemungkinan PAN akan dapat jatah jabatan. Kemungkinan ke depan bisa saja ada reshuffle untuk mengakomodir satu menteri dari PAN," kata Ujang kepada VOI melalui pesan singkat.

Dia juga menganggap kehadiran PAN yang disebut akan membawa angin baru tak akan terjadi tapi pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin tentu makin kuat dengan kehadiran sahabat barunya.

Selain itu, Ujang juga menganggap kehadiran PAN tak ditolak karena partai politik kini memang sedang melakukan penjajakan menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Mungkin dulu mereka menolak. Namun bisa saja mereka sekarang menerima karena partai koalisi Jokowi saat ini juga sudah main masing-masing untuk menghadapi pemilu mendatang," pungkasnya.