JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim empat pesawat melalui Kementerian Pertahanan untuk mengevakuasi warganya, seraya menyebut tidak akan mencampuri apa yang terjadi dengan Afghanistan dan Taliban saat ini, dengan belajar dari pengalaman Uni Soviet.
Pemerintah Rusia melalui Kementerian Pertahanan mengumumkan pengiriman empat pesawat untuk mengevakuasi lebih dari 500 warga negaranya, serta warga dari negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektik (CSTO), Rabu waktu setempat.
Mengutip TASS Rabu 25 Agustus, keempat pesawat tersebut telah membentuk kelompok terbang dan sedang menunggu instruksi lebih lanjut di Ulyanovsk. Sementara, negara-negara yang termasuk dalam CSTO yakni Belarusia, Kazakhstan, Kirgistan dan Tajikistan. Selain itu, pesawat juga akan mengevakuasi warga negara Ukraina.
"Setiap pesawat dilengkapi dengan personel medis dan perlengkapan untuk memberikan bantuan medis yang diperlukan dalam penerbangan. Selain itu, pesawat memiliki persediaan air minum, selimut dan jatah makanan individu," sebut Kementerian Pertahanan Rusia.
Sementara itu, Presiden Vladimir Putin menyebut Rusia terus mengawasi situasi di Afghanistan, tetapi tidak akan membiarkan angkatan bersenjatanya terseret ke dalam masalah Afghanistan dan Taliban di negara itu.
"Anda tahu betapa sulit dan mengkhawatirkan situasi di Afghanistan saat ini. Kami terus mengawasi situasi ini, secara aktif bekerja sama dengan sekutu kami CSTO," sebut Presiden Putin di sela-sela Kongres Partai Rusia Bersatu, kemarin.
"Tentu saja, kami tidak akan ikut campur dalam urusan dalam negeri Afghanistan, angkatan bersenjata kami juga tidak akan ditarik ke dalam konflik ini. Saya pikir inilah yang terjadi di sana," sambungnya.
Presiden Putin menyebut, dia ingat dengan baik konflik di Afghanistan telah membara selama beberapa dekade terakhir.
"Uni Soviet memiliki pengalamannya sendiri di negara itu. Kami telah mengambil pelajarannya," tukas Presiden Putin.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, negara-negara Barat saat ini tengah disibukkan untuk mengevakuasi warganya serta warga Afghanistan yang telah membantu mereka selama 20 tahun terakhir, untuk keluar dari negara itu paling lambat 31 Agustus mendatang.
Kemarin, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid kembali menegaskan, siapa pun yang ingin meninggalkan Afghanistan akan dapat melakukannya hingga 31 Agustus. Mengutip Reuters, Mujahid juga mengatakan, jalan menuju bandara internasional Kabul telah ditutup dan hanya warga negara asing yang boleh lewat.
"Kami tidak akan mengizinkan operasi evakuasi melewati 31 Agustus. Kami telah menutup jalan menuju bandara dan hanya membiarkan orang asing lewat," tegas Mujahid.