JAKARTA - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Hengki Haryadi menyatakan, maraknya tawuran yang terjadi di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat karena adanya stimulus penyalahgunaan narkoba.
Menurut Kapolres, meski kasus Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di wilayah Jakarta Pusat menurun, namun ia mengakui masih terdapat satu dua kasus tawuran dan kekerasan yang terjadi di wilayahnya.
"Di Jakarta Pusat sendiri sangat menurun, ada satu dua kasus tawuran dan kekerasan. Itu ada terstimulus narkoba," ungkap Hengki di Mapolres Metro Jakarta Pusat, Jumat 20 Agustus.
Kapolres mengatakan, peristiwa tersebut juga dipicu dari aktivitas provokasi yang kerap dilakukan melalui di media sosial (medsos) dan berujung kericuhan.
Tak hanya di situ, situasi pandemi COVID-19 juga kurang lebih sangat berdampak terjadinya aksi kekerasan tersebut.
"Situasi ini sangat rentan terjadinya suasana Kamtibmas secara komprehensif," sebutnya.
Sementara itu, salah satu warga Johar Baru berinisal YS, mengatakan hal yang sama. Tawuran yang kerap terjadi di wilayah yang melibatkan warga Kelurahan Kampung Rawa dan Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat disebut kerap menjadi salah satu strategi pengalihan dalam transaksi barang haram narkoba.
BACA JUGA:
YS mengatakan, meski ia tidak bisa memastikan secara langsung, namun isu terkait hal tersebut kerap ia dengar dari beberapa warga sekitar.
"Kalau transaksi narkoba saya tidak begitu paham banget ya, tapi memang denger-denger ada hal-hal kaya gitu ya (transaksi narkoba). Soalnya saya sudah merantau ke sini dari kecil, tapi memang (isu) itu udah terkenal di sini. Soalnya memang di sini rawan berantem," ungkapnya ketika ditemui di wilayah Jembatan Kota Paris, Johar Baru.
YS menambahkan, disini sering sekali tawuran. Kalau sudah tawuran biasanya itu ada transaksi narkoba atau dikenal ada barang yang masuk.
"Apalagi jika itu waktu tawurannya lama hingga 30 menit," kata YS.
Pemicu tawuran, sambung YS, miliki modus beragam. Seperti melempar petasan, menjatuhkan motor orang atau sekadar melontarkan kata-kata kasar.
"Paling gampang di sini menciptakan kericuhan antar warga. Ibaratnya senggol langsung jadi itu barang," ucapnya.
Sementara itu, BW (45) warga lainnya mengaku sudah jenuh terhadap tawuran yang terjadi di wilayahnya. Tawuran kerap terjadi antara warga Baladewa dan Tanah Tinggi ini dalam setiap tahun pasti terjadi.
"Tiap tahun itu pasti kejadian. Dan beberapa tahun sekali ada saja yang jadi korban baik luka - luka hingga meninggal," ucapnya.
BW mengatakan bahwa tawuran ini sebagai pengalihan adanya transaksi narkoba. Seperti adanya barang haram tersebut masuk ke sebuah tempat.
"Polisi sekali-sekali geledah itu Rusun Tanah Tinggi. Di sana narkobanya cukup meresahkan. Baik itu putau, sabu, ganja bisa didapati di sana," ucapnya.
Sementara itu, untuk bisa mendapatkan barang haram tersebut tidaklah mudah. Hanya pembeli tetap atapun melalui kenalan para bandar yang bisa membeli narkoba di dalam.
"Cukup rapih di sana. Kalau ada orang asing tidak di kenal pasti para bandar sudah kabur. Ada informannya di sana," katanya.