Bagikan:

JAKARTA - Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Seoul, Korea Selatan (Korsel), mencopot spanduk besar untuk gerakan 'Black Lives Matter'. Pencopotan spanduk tersebut permintaan dari pimpinan Departemen Luar Negeri AS. Selain spanduk Black Lives Matter, terdapat bendera pelangi LGBTQ yang juga ikut dicopot.

Dilansir dari CNN, Selasa, 16 Juni, pimpinan senior Departemen Luar Negeri meminta Kedutaan Besar menurunkan tulisan 'Black Lives Matter' yang sebelumnya dipasang oleh Duta Besar AS untuk Korsel Harry Harris. Sebelum memasang spanduk, Harris mengutip pidato Presiden John F. Kennedy pada Juni 1963.

"Saya percaya pada apa yang Presiden JFK katakan pada 10 Juni 1963 di American University, 'Jika kita sekarang tidak dapat mengakhiri perbedaan kita, setidaknya kita dapat membantu membuat dunia aman bagi perbedaan.' AS adalah negara yang bebas & beragam ... Dari keragaman itu kami memperoleh kekuatan kami," kata Harris lewat akun Twitternya. 

Namun, akhirnya spanduk itu harus dicopot. Pencopotan spanduk tersebut sebagai alasan bahwa Black Lives Matter adalah organisasi nirlaba. Pemerintah AS tidak mendorong kontribusi kepada grup atau mempromosikan organisasi tertentu, kata sebuah sumber. Tidak jelas mengapa bendera pelangi LGBTQ, yang mana telah dipasang sejak akhir Mei, juga harus dicopot.

"Dia (Harris) ingin menyoroti nilai-nilai Amerika yang abadi dari kesetaraan ras, kebebasan berbicara, dan hak untuk melakukan protes secara damai. Namun, niat Duta Besar itu bukan untuk mendukung atau mendorong sumbangan ke organisasi tertentu. Untuk menghindari kesalahan persepsi bahwa uang dari pajak Amerika dihabiskan untuk menguntungkan organisasi semacam itu, ia mengarahkan agar spanduk dicopot," kata sebuah pernyataan dari Kedubes AS di Seoul.

Tantangan untuk Trump

Pemasangan spanduk diketahui sebagai bentuk tantangan terhadap Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya. Pemerintah Trump saat ini dikritik keras karena pendirian mereka tentang rasisme dan masalah LGBTQ.

Bendera LGBTQ di Kedubes AS untuk Korsel dicopot beberapa jam sebelum Mahkamah Agung memutuskan undang-undang yang melarang diskriminasi pekerjaan berdasarkan jenis kelamin mencakup pekerja gay dan waria. Pada Jumat lalu, pemerintah AS menghapus perlindungan yang melarang diskriminasi dalam perawatan kesehatan untuk komunitas LGBTQ.

Pemasangan spanduk Black Lives Matter oleh Dubes AS untuk Korsel dilakukan ketika pemerintah berada di bawah api karena tanggapannya terhadap protes nasional setelah kematian George Floyd. Trump dipercaya menambah kemarahan tentang ketidakadilan rasial dengan keputusannya untuk menentang percakapan untuk mengganti nama pangkalan militer yang dinamai dengan nama jenderal yang terlibat dalam perbudakan.