JAKARTA - Palang Merah Lebanon mengumumkan bahwa 84 orang terluka dalam bentrokan antara polisi anti-huru hara dan pengunjuk rasa selama demonstrasi untuk memperingati ulang tahun pertama ledakan pelabuhan di Pelabuhan Beirut, Rabu kemarin.
Mengutip Xinhua, Kamis 5 Agustus, ribuan orang mengambil bagian dalam demonstrasi di dekat gedung Parlemen Lebanon, di pusat Kota Beirut, menuntut pencabutan kekebalan politik.
Selain itu, para pengunjuk rasa juga menuntut diadakannya penyelidikan transparan atas ledakan dahsyat yang terjadi pada 4 Agustus 2020 lalu, yang menewaskan 214 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang lainnya.
Satu tahun setelah bencana, yang disebabkan oleh penyimpanan yang tidak aman dari sejumlah besar amonium nitrat di pelabuhan selama bertahun-tahun, tidak ada pejabat senior yang dimintai pertanggungjawaban. Ini yang memicu kemarahan warga Lebanon.
Sementara itu mengutip Al Jazeera, polisi Lebanon terlibat bentrokkan dengan pengunjuk rasa, tidak jauh dari lokasi acara utama peringatan ulang tahun pertama tragedi itu.
Bentrokan pecah lantaran pengunjuk rasa berusaha menyerbu gedung utama. Polisi anti-huru hara menanggapi dengan menembakkan gas air mata dan meriam air, serta memukuli demonstran dengan pentungan.
Beberapa ratus meter dari pelabuhan, ribuan orang berkumpul, di mana korban selamat dan kerabat korban ledakan membawa bendera dan potret mereka yang tewas, saat dialunkan di tengah percampuran kesedihan dan kemarahan. Tidak ada laporan kekerasan di sana.
BACA JUGA:
Peringatan suram ini terjadi di tengah krisis ekonomi dan keuangan yang belum pernah terjadi sebelumnya, serta kebuntuan politik yang membuat Lebonon tidak memiliki pemerintahan yang berfungsi selama setahun penuh. Bank, bisnis dan kantor pemerintah ditutup pada hari Rabu ketika Lebanon menandai hari berkabung nasional.