Joe Biden Proyeksi Jakarta Tenggelam dan Komentari Proyek Ibu Kota Baru, Pemerintah Diminta Tak Reaktif
Presiden AS Joe Biden (Sumber: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menyinggung proyeksi Jakarta tenggelam dan pemindahan Ibu Kota dinilai tak perlu ditanggapi berlebihan. Pemerintah lebih baik fokus dalam penanganan pandemi COVID-19.

"Pertama kalem saja. Masukan pihak luar mesti dilihat konteksnya. Bisa diterima dan bisa dikaji. Kita lakukan dengan dasar kepentingan nasional," ujar Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, Sabtu, 31 Juli.

"Kedua, enggak usah reaktif," sambungnya.

Menurut anggota Komisi II DPR itu, pernyataan Joe Biden dijadikan masukan yang sebaiknya dikaji lebih mendalam. Namun, karena masih pandemi lebih baik pemerintah fokus saja menangani pengendalian COVID-19.

"Kita ucapkan terima kasih atas masukannya. Tapi kita putuskan sesuai dengan data, fakta, analisa dan kepentingan nasional kita. Ketiga, fokus pada pandemi yang di depan mata," kata Mardani.

Mardani menilai, pernyataan Biden soal Jakarta tenggelam ditelaah agar saran dari negara lain tak sembarang diikuti sebab bisa menimbulkan bahaya. Dal hal ini perlu didalami modus pernyataan tersebut.

"Perlu didalami modusnya apa. Dalam teori geopolitik, satu aksi negara lain perlu dilihat konteks dan kerangkanya. Bahaya jika saran negara lain langsung diikuti. Masukan dipertimbangkan. Perkara diterima atau tidak mesti ada kajian lebih lanjut," kata Mardani.

Sebelumnya, Joe Biden menyinggung Jakarta diproyeksikan akan tenggelam dalam 10 tahun mendatang. Pernyataan itu disampaikan Biden saat mengunjungi Kantor Direktur Intelijen Nasional.

Dikutip dari situs resmi White House, Jumat, 30 Juli, pernyataan itu disampaikan dalam sambutannya di depan para pemimpin badan intelijen di AS.

Joe Biden mengatakan kini permukaan air laut terus meningkat. Dia mengungkapkan, ke depannya, akan banyak orang bermigrasi dan memperebutkan tanah yang subur. Biden mencontohkan Afrika Utara dan menyebut Indonesia.

"Tapi apa yang terjadi, apa yang terjadi di Indonesia jika proyeksinya benar bahwa, dalam 10 tahun ke depan, mereka mungkin harus memindahkan ibu kotanya karena mereka akan berada di bawah air?" kata dia.