JAKARTA - Italia kembali melaporkan peningkatan kasus infeksi COVID-19 untuk hari keenam secara-berturut-turut, menimbulkan kekhawatiran akan gelombang infeksi baru, kendati jumlah pasien meninggal mengalami penurunan.
Italia hanya melaporkan tiga kematian terkait virus corona pada Hari Minggu terhadap 13 hari sebelumnya, jumlah korban terendah sejak Agustus lalu. Namun, jumlah kasus infeksi baru naik menjadi 3.127 dibandung 3.121 sehari sebelumnya.
Pakar kesehatan percaya lonjakan itu dipicu oleh perayaan kesuksesan Italia dalam memenangi Piala Eropa 2020, memicu pesta jalanan di kota-kota besar dan kecil, tanpa memerhatikan protokol kesehatan dan jarak sosial di antara peserta perayaan.
Kepala lembaga kesehatan Italia, Franco Locatelli, mengatakan usia rata-rata mereka yang terinfeksi adalah 28 tahun, disebabkan oleh pesta dan keramaian (usai Italia juara Euro 20202).
"Pertemuan dan keramaian telah membantu penyebaran virus corona," katanya kepada surat kabar La Republica, Minggu, seperti mengutip Reuters Senin 19 Juli.
Pasien di rumah sakit dengan COVID-19, tidak termasuk mereka yang dirawat intensif, mencapai 1.136 pada Hari Minggu, naik dari 1.111 sehari sebelumnya, kata kementerian kesehatan.
Selain itu, ada tiga baru yang masuk ke unit perawatan intensif dibandingkan sembilan pada Hari Sabtu, sementara jumlah total pasien perawatan intensif turun menjadi 156 dari sebelumnya 162.
Sementara itu, Pemerintah Italia diperkirakan akan mengumumkan pembatasan terbatas bagi orang-orang yang belum sepenuhnya divaksinasi minggu depan, termasuk melarang mereka dilayani di restoran dalam ruangan atau memasuki diskotik, gym dan stadion olahraga.
Hingga Minggu sore, 49,9 persen dari semua orang Italia berusia di atas 12 tahun telah menerima vaksinasi COVID-19 lengkap.
Sekitar 165.269 tes untuk COVID-19 dilakukan pada hari terakhir, dibandingkan dengan 244.797 sebelumnya, kata kementerian kesehatan.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, Italia telah mencatat 127.867 kematian terkait dengan COVID-19 sejak wabahnya muncul pada Februari tahun lalu, jumlah korban tertinggi kedua di Eropa setelah Inggris dan tertinggi kedelapan di dunia. Negara ini telah melaporkan 4,29 juta kasus hingga saat ini.