Bagikan:

JAKARTA - Warga sipil Irak dan petugas keamanan Irak tengah direpotkan dengan aksi teror kelompok teroris ISIS, yang menargetkan fasilitas instalasi listrik di negara tersebut.

Melansir Jerusalem Post Rabu 7 Juli, kelompok teroris ISIS menargetkan serangan teror ke jaringan listrik berukuran besar, yang memasok kebutuhan listrik lintas kawasan, bukan fasilitas listrik kecil di lingkungan tempat tinggal penduduk. 

Otoritas keamanan Irak mengklaim, mereka berhasil melakukan penyergapan terhadap sejumlah anggota kelompok teroris di dekat Kota Hit. Selain itu, pihak keamanan juga berhasil menggagalkan serangan di Provinsi Diyala.

Pemadaman listrik di Irak merupakan hal biasa, terlebih saat musim panas di mana pasokan listrik yang dihasilnya tidak mencukupi kebutuhan negara tersebut. Iran sebagai negara tetangga saat ini tidak menyalurkan listriknya ke Irak, karena juga tengah mengalami krisis. 

Sementara, ISIS melakukan aksi teror dengan menyasar fasilitas instalasi listrik tegangan ini, sebagai salah satu cara untuk mengirim pesan, mereka masih menguasai wilayah pedesaan.

Akibat dari aksi teror kelompok ISIS ini, banyak warga sipil Irak menggunakan generator atau terpaksa hidup gelap-gelapan tanpa aliran listrik.

"Sekitar 44 hingga 45 menara listrik di Irak menjadi sasaran teroris dalam beberapa hari terakhir, sebagian besar telah diperbaiki," sebut laporan lokal.

Sementara itu, di bagian lain Irak, terjadi peningkatan serangan terhadap pasukan AS oleh milisi pro-Iran. ISIS juga menyerang pos pemeriksaan Irak di beberapa bagian negara itu. Ini menunjukkan tingginya tekanan terhadap otoritas keamanan Irak.  

Iran sedang mencoba untuk mengambil bagian dari Irak dan menekan AS untuk pergi, sementara ISIS sedang mencoba untuk mengambil bagian lain. Terjebak di tengah-tengahnya adalah warga sipil Irak dan wilayah otonomis Kurdistan.