Luncurkan Rudal Balistik ke Pangkalan Mata-mata Israel, Iran Sebut Respons Atas Tewasnya Komandan Senior IRGC
Ilustrasi pasukan IRGC. (Wikimedia Commons/Tasnim News Agency/Hossein Zohrevand)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGc) pada Hari Senin meluncurkan rudal balistik ke tempat yang disebutnya sebagai pangkalan mata-mata badan intelijen Israel Mossad di Irak utara, dan ke "kelompok teror anti-Iran" di Suriah, meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Pasukan Iran mengatakan serangan rudal tengah malam di Irak menghancurkan "salah satu markas spionase utama" Israel di Erbil, ibu kota wilayah semi-otonom Kurdistan, sebagai tanggapan atas serangan Israel yang menewaskan salah satu komandan senior IRGC.

"Markas besar ini telah menjadi pusat pengembangan operasi spionase dan perencanaan aksi teroris" di wilayah tersebut dan Iran, kata Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin, melansir CNN 16 Januari.

IRGC juga mengatakan pihaknya menyerang beberapa lokasi di Erbil dan mengklaim menargetkan "situs kelompok oposisi Iran."

Setidaknya empat warga sipil tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan itu, menurut sebuah pernyataan Selasa pagi oleh Dewan Keamanan wilayah Kurdistan.

Sebuah vila besar milik seorang pengusaha Kurdi terkenal juga hancur, menurut seorang jurnalis CNN di wilayah tersebut.

"Pelanggaran terang-terangan ini melemahkan kedaulatan Wilayah Kurdistan dan Irak," kata Dewan Keamanan dalam pernyataannya, yang menuduh Iran menggunakan alasan tak berdasar untuk menyerang Erbil, wilayah yang secara historis stabil dan menurut mereka tidak pernah menjadi ancaman bagi pihak mana pun.

Juga pada Hari Senin, IRGC mengatakan pihaknya menembakkan rudal balistik ke pangkalan "kelompok teror anti-Iran di wilayah pendudukan Suriah."

Mereka mengklaim target-target tersebut terlibat dalam dua pemboman baru-baru ini di kota Kerman pada peringatan terbunuhnya Komandan Pasukan Quds Qasem Soleimani yang menyebabkan banyak orang tewas dan terluka.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua ledakan mematikan di dekat lokasi pemakaman Soleimani, yang merupakan serangan paling mematikan di Iran sejak revolusi tahun 1979.

Dalam pernyataannya, IRGC mengatakan pihaknya "mengidentifikasi dan menghancurkan sejumlah komandan dan elemen utama teror, terutama Daesh (ISIS), di wilayah pendudukan Suriah dengan menembakkan sejumlah rudal balistik."

Seorang pejabat Amerika mengatakan pada hari Senin bahwa indikasi awal serangan rudal Iran menunjukkan "ini adalah serangkaian serangan yang ceroboh dan tidak tepat."

"Kami telah melihat laporannya, dan kami melacak rudal-rudal tersebut, yang berdampak di Irak utara dan Suriah utara. Tidak ada personel atau fasilitas AS yang menjadi sasaran," kata pejabat itu.

"Iran mengklaim ini sebagai respons terhadap serangan teroris di Kerman, Iran, dan Rask, Iran, dengan fokus pada ISIS. Kami akan terus menilai situasinya," katanya.

Diketahui, serangan Iran nilai akan semakin meningkatkan kekhawatiran perang Israel di Gaza dapat meluas menjadi perang skala penuh di Timur Tengah yang mempunyai konsekuensi kemanusiaan, politik dan ekonomi yang serius.