JAKARTA - Iran "pasti" akan melancarkan serangan lagi terhadap Israel sebagai tanggapan atas tindakan agresi terbaru rezim pendudukan terhadap negara itu, kata seorang jenderal senior Garda Revolusi Iran (IRGC).
Wakil Komandan IRGC Brigadir Jenderal Ali Fadavi menyampaikan pernyataan tersebut pada kesempatan Hari Nasional Melawan Arogansi Global, yang juga dikenal sebagai Hari Mahasiswa Nasional, yang menandai pengambilalihan kedutaan AS oleh mahasiswa Iran pada tahun 1979 di Universitas Teknologi Sharif, Teheran pada Hari Minggu.
"Rinciannya belum bisa didiskusikan, tetapi itu pasti akan dilakukan," kata Brigjen Fadavi, mengacu pada kemungkinan serangan terhadap Israel, yang diharapkan akan diberi nama Operasi True Promise III, melansir Mehr 4 November.
Lebih jauh ia mengatakan, Iran telah membela yang tertindas dan memerangi penindas selama lebih dari 45 tahun, menekankan Teheran akan terus melakukannya.
Komandan senior IRGC itu mengatakan, salah satu aspek utama dari perang Gaza adalah, masyarakat dunia menyadari mereka telah dibohongi selama 76 tahun. Akibatnya, demonstrasi telah diadakan di jalan-jalan 91 persen negara di dunia, lapor PressTV.
"Masyarakat dunia memahami bahwa rezim Zionis adalah penjajah dan mereka menduduki tanah Palestina, mengusir orang-orang dari rumah mereka, membunuh orang-orang, wanita dan anak-anak," jelasnya.
Pernyataan Brigjen Fadavi muncul sehari setelah Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan Amerika Serikat dan Israel, mereka pasti akan menerima respons yang menghancurkan atas agresi mereka.
Diketahui, Iran meluncurkan sekitar 200 rudal ke arah militer rezim Israel, serta pangkalan mata-mata dan intelijen di seluruh wilayah pendudukan pada tanggal 1 Oktober, sebagai bagian dari Operasi True Promise II.
Operasi itu dilakukan sebagai respons atas pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, Sekjen Hizbullah Hassan Nasrallah, serta seorang jenderal senior IRGC Abbas Nilforoushan.
BACA JUGA:
Membalas itu, Israel menargetkan dua provinsi perbatasan Iran, Ilam dan Khuzestan, serta Teheran pada dini hari tanggal 26 Oktober.
Teheran mengklaim sistem pertahanan udara terpadu Iran berhasil mencegat dan menangkal agresi tersebut.
Iran mengatakan akan menanggapi tindakan agresi terbaru Israel dan tidak akan mengabaikan hak-haknya.