Bagikan:

JAKARTA - Israel mungkin meningkatkan tindakan agresifnya di kawasan tersebut setelah pemilihan presiden Amerika Serikat mendatang, meningkatkan risiko konflik meluas ke negara lain, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan memperingatkan.

"Tujuan utama Israel adalah memaksa rakyat Palestina keluar dari Gaza ke Mesir dan dari Tepi Barat ke Yordania. Skenario seperti itu akan menjerumuskan kawasan tersebut ke dalam ketidakstabilan yang lebih parah," kata diplomat tinggi tersebut dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Hurriyet, dilansir dari TASS 4 November.

"Israel mungkin tidak membatasi diri pada tanggapan militer setelah pemilihan AS. (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu mungkin mengambil langkah-langkah untuk menghancurkan kapasitas nuklir Iran. Jika ini terjadi, risiko akan meningkat bahwa konflik akan meluas ke negara lain," sambungnya.

Menurut Menlu Fidan, Israel terus mengajukan persyaratan dalam pembicaraan dengan kelompok militan Palestina Hamas.

"Ini memperjelas Israel memanfaatkan negosiasi untuk mengulur waktu guna mencapai tujuan militernya," katanya.

Ia juga mengatakan, beberapa kemajuan telah dicapai dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. Tetapi, kelompok militan Palestina "merasa penting untuk memastikan gencatan senjata membuka jalan bagi proses yang akan mengubah arah tindakan Israel secara permanen."

"Pada pertemuan terakhir kami dengan Hamas, kami membahas situasi di lapangan, kemungkinan gencatan senjata, perlunya bantuan kemanusiaan, dan proses rekonsiliasi intra-Palestina," imbuh Menlu Fidan.