JAKARTA - Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 31 orang di Jalur Gaza pada Hari Minggu, kata petugas medis Palestina, dengan hampir setengah dari kematian terjadi di wilayah utara tempat tentara melancarkan kampanye selama sebulan yang katanya ditujukan untuk mencegah Hamas berkumpul kembali.
Warga Palestina mengatakan serangan udara dan darat baru serta evakuasi paksa tersebut merupakan "pembersihan etnis" yang ditujukan untuk mengosongkan dua kota Gaza utara dan sebuah kamp pengungsi dari populasi mereka untuk menciptakan zona penyangga, melansir Reuters 4 November.
Israel membantah tudingan tersebut, dengan mengatakan mereka memerangi kelompok militan Hamas yang melancarkan serangan dari sana.
Petugas medis mengatakan sedikitnya 13 warga Palestina tewas dalam serangan terpisah terhadap rumah-rumah di kota Beit Lahiya dan Jabalia, kamp terbesar dari delapan kamp bersejarah di daerah kantong itu dan menjadi fokus serangan baru tentara.
Sisanya tewas dalam serangan udara Israel terpisah di Kota Gaza dan di wilayah selatan, termasuk satu di Khan Younis, yang menurut pejabat kesehatan telah menewaskan delapan orang, termasuk empat anak-anak.
Pada Hari Minggu, pejabat kesehatan di Rumah Sakit Kamal Adwan dekat Beit Lahiya mengatakan fasilitas itu diserang tank Israel. Seorang anak yang dirawat di rumah sakit itu terluka parah.
Hussam Abu Safiya, direktur rumah sakit itu mengatakan, insiden tersebut terjadi setelah delegasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengunjungi fasilitas itu dan mengevakuasi beberapa pasien.
Ia mengatakan, meskipun mengevakuasi yang terluka itu penting, yang lebih penting adalah mengirim tim medis khusus ke rumah sakit-rumah sakit di Gaza utara yang telah kewalahan oleh banyaknya korban.
Abu Safiya mengatakan tembakan tank itu mengenai pasokan air, halaman dan unit perawatan intensif neonatal.
Terpisah, COGAT, badan urusan sipil Palestina milik tentara Israel, mengatakan ledakan itu disebabkan oleh alat peledak yang ditanam oleh militan Palestina dan bukan serangan Israel.
BACA JUGA:
"Organisasi-organisasi teroris terus mengeksploitasi infrastruktur sipil, fasilitas medis, dan organisasi-organisasi bantuan internasional untuk kegiatan teror mereka," kata pernyataan COGAT pada Hari Minggu malam.
Hamas sendiri telah berulang kali membantah menggunakan fasilitas-fasilitas sipil seperti rumah sakit, sekolah, dan masjid, untuk tujuan-tujuan militer.
Kemarin, otoritas kesehatan kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak 7 Oktober 2023 telah bertambah menjadi 43.341 orang, sementara korban luka-luka mencapai 102.105 orang, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, dikutip dari WAFA.