Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut pemerintah akan meningkatkan jumlah orang yang dilakukan pemeriksaan COVID-19 atau testing 4 kali lipat lebih banyak dari sebelumnya.

Hal ini mulai diterapkan saat penerapan PPKM darurat di Jawa dan Bali sejak tanggal 3 hingga 20 Juli. Budi mengklaim hal ini sesuai dengan petunjuk WHO.

"Kita juga akan meningkatkan testing dan tracingnya kita sampai 3 sampai 4 kali lipat dari yang ada sekarang," kata Budi dalam konferensi pers virtual, Kamis, 1 Juli.

Budi menyebut, langkah tes yang masif ini juga dilakukan di negara-negara lain yang sedang mengalami lonjakan kasus COVID-19. Rata-rata, angka testing Indonesia per hari mencapai 100 ribu hingga 150 ribu.

"Dari sekitar 100 ribuan (tes per hari), sekarang kita bisa menaikkan menjadi 400 ribu sampai 500 ribu testing per hari. Kita sudah memberikan guidance sesuai dengan standar WHO," ungkap Budi.

Pemerintah pusat memberi target peningkatan jumlah tes di tiap daaerah. Jika daerah memiliki positivity rate di bawah 5 persen, maka hanya perlu memeriksa 1 orang per 1.000 penduduk per minggu. 

Kalau positivity rate 5 sampai 15 persen, tes dilakukan kepada 5 orang per 1.000 penduduk per minggu. Positivity rate 15 sampai 25 persen, tes dilakukan kepada 10 orang per 1.000 penduduk per minggu. 

"Kalau daerah atau klaster-klaster yang sudah tinggi positivity ratenya, di atas 25 persen, kita harus naikkan itu sampai 15 kali lipat atau 15 tes per 1.000 populasi per minggu," sebut dia.

Budi menegaskan, testing yang dilakukan masuk dalam pencatatan epidemiologis, bukan hanya screening. "Yang benar-benar kita kejar adalah suspek dan kontak eratnya. Bukan yang screening, atau dia mau masuk ke mana, jalan ke mana, tapi benar-benar khusus untuk testing epidemiologis karena ini yang dibayar oleh negara," jelas dia.

lalu, pemerintah daerah juga bisa melakukan pemeriksaan menggunakan rapid antigen jika swab PCR membutuhkan waktu yang lama. "Hasil testing harus bisa keluar dalam waktu 24 jam. Kalau PCR tidak bisa keluar dan waktu 24 jam, kita memakai rapid antigen," pungkasnya.