Bagikan:

JAKARTA - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasional Demokrat (NasDem) secara resmi mengumumkan bergabungnya Mantan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, ke partai ini, Kamis, 17 Juni.

Dalam pengumumannya di media sosial, DPP Partai NasDem mengucapkan selamat datang dan berjuang bersama Partai Nasional Demokrat kepada Sutiyoso.

“Mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso resmi bergabung dengan Partai Nasdem. Selamat datang dan selamat berjuang bersama Partai Nasdem Bang Yos. Mari bersatu dan berjuang bersama mengabdi dalam membangun negeri dan sekaligus membesarkan Partai Nasdem,” tulis DPP Partai NasDem dilansir dari Twitter resminya @NasDem yang diunggah pada Kamis, 17 Juni.

Sutiyoso mengatakan keputusan dirinya bergabung ke Partai NasDem berawal dari pertemuannya dengan Ketua Umum, Surya Paloh. Kedekatan dengan Surya Paloh menjadi salah satu faktor dirinya mau bergabung dengan Partai NasDem.

“Jujur saja, saya punya hubungan yang akrab dengan Pak Surya Paloh. Mulai saya menjadi Panglima Kodam Jaya dulu,” ungkap Sutiyoso.

Di samping punya hubungan dekat dengan Surya Paloh faktor, Sutiyoso mengaku punya motif lain bergabung dengan Partai NasDem. "Karena ingin tetap mengabdi dalam membangun negeri. Salah satunya melalui partai politik," katanya.

Usai resmi bergabung, Sutiyoso diberikan posisi sebagai Anggota Dewan Pertimbangan Partai Nasional Demokrat. 

 

Sutiyoso pernah menjabat Kepala BIN pada 8 Juli 2015 sampai 9 September 2016. Sebelum menjabat Kepala BIN, dia pernah menjabat Wakil Komandan Kopassus (1992-1993), Komandan Korem Suryakencana Bogor (1993-1994), Kepala Staf Kodam Jaya, November (1995-1996) dan Panglima Kodam Jaya (1996-1997). Salah satu operasi militer terkenal yang pernah dilakoni Sutiyoso adalah Operasi Intelijen Perbatasan Timor Timur (penyusupan klandestin) pada 1974.

Keuntungan NasDem Gaet Sutiyoso

Partai NasDem menganggap kehadiran Bang Yos, sapaannya, dapat bermanfaat bagi lingkup internal partai besutan Surya Paloh ini.

"Kita bersyukur ya orang sekapasitas, sekaliber Bang Yos bisa bergabung dengan kami. Tentu banyak hal yang dapat ditransfer dan diteladani dari beliau. Dengan jejak langkah beliau, dengan pengalaman-pengalaman beliau, jam terbang beliau sebagai purnawirawan, sebagai gubernur, sebagai ketum partai, sebagai mantan Kepala BIN tentu banyak hal yang bisa bermanfaat bagi NasDem," kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya, Kamis, 17 Juni.

Pengamat politik Adi Prayitno menilai, bergabungnya mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu ke Partai NasDem, merupakan operasi politik yang canggih. Terlebih, Sutiyoso langsung menjadi anggota Dewan Pertimbangan.

 

Adapun keuntungannya menurut Adi, pertama, NasDem mendapat suntikan tokoh penting yang dalam banyak hal banyak follower dan jaringannya.

 

"Pengalaman sebagai mantan tentara, Gubernur DKI dua periode, dan mantan Ketua Umum PKPI, tentunya bakal membuat NasDem makin siap menatap persaingan Pemilu 2024," ujar Adi kepada wartawan, 17 Juni.

Bang Yos, kata Adi, yang merupakan purnawirawan dengan pangkat letnan jenderal atau letjen dapat menggaet dukungan eks mantan tentara.

"Kedua, Sutiyoso bisa merangkul eks tentara yang minat terjun politik. Segmen pemilih yang sebenarnya relatif signifikan jika digarap serius," kata Direktur Parameter Politik itu.

Ketiga, dia punya kemampuan gerilya politik mantan tentara yang cukup canggih. Apalagi, Sutiyoso pernah menjabat Wadanjen Kopassus hingga Pangdam Jaya sebelum akhirnya ditunjuk Presiden Jokowi menjadi Kepala BIN pada 2015. 

"Mantan tentara pastinya terlatih kerja lapangan, membangun basis politik, dan tentunya gerilya politiknya canggih. Tak mengherankan jika belakangan ini banyak partai berlomba menggaet figur alumni militer," kata Adi.

Terakhir, tambahnya, Sutiyoso memberikan pelajaran penting bagi mantan tentara yang ingin berpolitik.

 

"Harus bikin atau ikut partai tanpa harus mengambil alih partai orang lain," kata Adi menandaskan.