Hasil Survei ASI: 3 Besar Capres 2024 Masih Prabowo, Ganjar dan Anies
Menhan Prabowo Subianto (Nailin In Saroh/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) merilis hasil survei nasional terkait calon presiden dan calon wakil presiden potensial pada Pilpres 2024. Hasilnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto tetap yang paling unggul, disusul Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Jika Pilpres dilakukan saat ini, Prabowo Subianto 12,5 persen, Ganjar Pranowo 11,3 persen, Anies Baswedan 9,3 persen," ujar Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an saat pemaparan dalam diskusi bertema  'Capres-Cawapres Potensial 2024: Persepsi Publik Terhadap Klaster Figur' secara daring, Selasa, 8 Juni. 

 

Sementara, Sandiaga Uno 8,3 persen, AHY 6,4 persen, Ridwan Kamil 5,9 persen, dan Khofifah Indar Parawansa 3,9 persen.

 

"Ini merupakan tujuh figur yang paling tinggi elektabilitasnya," sambung Ali.

 

Kemudian, lanjutnya, apabila Pemilu dilakukan saat ini, PDI Perjuangan masih menjadi juara dengan perolehan 19,6 persen, kedua Partai Gerindra 14,9 persen, ketiga Partai Golkar 10,4 persen.

 

Disusul PKB 9,7 persen, Demokrat 7,9 persen, NasDem 6,7 persen, dan PKS 5,2 persen.

 

"Dan ini merupakan partai yang masuk tujuh besar mendapatkan tingkat keterpilihan paling tinggi," kata Ali.

 

ASI juga menghimpun survei untuk figur dari klaster pimpinan partai yang paling layak jadi capres-cawapres 2024. Hasil tetap Ketum Gerindra Prabowo Subianto memimpin dengan 14,0 persen, Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 13,2 persen, Ketum PKB A. Muhaimin Iskandar 10,2 persen 

 

Disusul Ketum Golkar Airlangga Hartarto 9,2 persen, Ketua DPP PDIP Puan Maharani 8,0 persen, Ketum NasDem Surya Paloh 7,7 persen, Presiden PKS Ahmad Syaikhu 6,7 persen, Ketum PPP Suharso Monoarfa 3,5 persen dan Ketum PAN Zulkifli Hasan 3,5 persen. 

 

"Sisanya 24,0 persen mengaku tidak tahu/tidak jawab," ucap Ali.

Untuk figur dari klaster kepala daerah yang paling layak jadi capres-cawapres 2024, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin dengan 21,4 persen, disusul Anies Baswedan 19,9 persen, dan Ridwan Kamil 10,4 persen.

 

"Ini tiga besar kepala daerah yang paling banyak dipilih masyarakat," katanya.

 

Sementara sisanya, ada Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 10,2 persen, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi 7,9 persen, Gubernur Maluku Murad Ismail 3,0 persen, Gubernur NTB Zulkifliemansyah 2,5 persen, Gubernur Bali I Wayan Koster 2,5 persen, Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor 2,3 persen, Gubernur Banten Wahidin Halim 1,3 persen dan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji 1,0 persen. Sisanya 17,6 persen mengaku tidak tahu/tidak jawab.

Temuan survei nasional ini menyimpulkan bahwa terkait kontestasi Pilpres 2024 belum ada figur dengan elektabilitas dominan dan eksponensial. Ali menuturkan, hampir semua figur tingkat keterpilihannya saat ini angkanya masih di bawah 15 persen. Sementara di saat yang sama ada undecided voters sebanyak 22,2 persen. 

 

"Artinya, sebagian besar masyarakat ada kecenderungan masih menunggu figur baru yang muncul atau juga dapat diartikan bahwa sebagian masyarakat belum terlalu fokus memikirkan urusan pilpres," tuturnya.

 

Karena posisi capres belum ada yang unggul secara dominan, kata Ali, jadi setiap anak bangsa yang punya modal rekam jejak mumpuni, kapasitas dan integritas teruji punya kesempatan yang sama untuk maju. 

 

"Tentu dengan catatan mendapatkan dukungan partai karena dalam kontestasi pilpres partai menjadi satu-satunya kendaraan dan instrumen seseorang dapat mencalonkan diri sebagai capres atau cawapres," jelas Ali.

 

Ali menambahkan, dalam temuan survei nasional ini khususnya temuan capres-cawapres potensial 2024 berdasarkan klaster figur dapat menjadi “daftar menu” bagi partai politik untuk melihat siapa putra-putri terbaik bangsa dengan tingkat penerimaan publik paling baik. 

 

"Ini penting sebagai modal parpol menjaring figur yang hendak diusung, baik melalui mekanisme konvensi partai ataupun mekanisme lainnya," tandas Ali.

 

Survei dilaksanakan pada 1 - 7 Mei 2021 di 34 provinsi di Indonesia dengan cara telesurvei, yaitu responden diwawancara melalui kontak telepon menggunakan kuesioner. 

 

Metode penarikan sampel Multistage Random Sampling. Jumlah responden 1000 responden dengan margin of error kurang lebih 3.1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.