Bagikan:

JAKARTA - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri tak menampakkan batang hidungnya dalam undangan debat terbuka dengan Direktur Sosialisai dan Kampanye Antikorupsi Giri Suprapdiono. 

Debat terbuka ini rencananya akan membahas Asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) yang berujung penonaktifan 75 pegawai KPK yang dinyatakan tak lolos.

Dilihat dari akun YouTube Jakartanicus, debat terbuka ini digelar di Gedung Merah Putih KPK dan dipandu oleh peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Kurnia Ramadhana. 

"Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi akan melaksanakan debat terbuka wawasan kebangsaan antara dua orang yang namanya selalu disebut dalam sebulan terakhir yaitu antara Giri dan juga Firli," kata Kurnia saat membuka acara debat tersebut, Jumat, 4 Juni.

Sebelum debat dimulai, Kurnia mengatakan, surat undangan telah diajukan secara resmi kepada KPK agar Firli hadir. "Namun, belum terlihat kehadiran Pak Firli di ruangan ini," ungkapnya.

Setelah acara ini selesai digelar tanpa kehadiran Firli, Giri Suprapdiono mengatakan kehadirannya di debat ini semata-mata demi menjelaskan TWK yang jadi syarat alih status pegawai KPK yang terkesan tertutup. Dia juga menyebut bukan dirinya yang menantang Firli untuk berdebat tapi acara ini diprakarsai oleh warganet beberapa waktu lalu.

"Saya enggak nantang, jadi netizen sebenarnya yang membuat acara ini, apakah perlu debat Pak Firli dengan saya, kemudian saya jawab, saya siap saja. Saya bertanya bercanda di sana, kalau kalah siap mundur atau enggak, gitu," kata Giri kepada wartawan.

"Kalau saya saya siap mundur. Jadi dengan konsekuensi itu hari ini apakah ada yang nggak siap mundur, saya pikir mungkin ditanyakan ke yang bersangkutan," imbuhnya.

Giri menyebut proses TWK yang akhirnya berujung penonaktifan 75 pegawai dan bahkan pemecatan 51 pegawai di antaranya perlu dibuka seterang-terangnya. Sebab, penonaktifan dan penyingkiran terhadap dia dan puluhan pegawai KPK dianggap menunjukkan orang yang berani memberantas korupsi justru tak dihargai.

Giri juga meminta publik tak meragukan sikap mereka. Mengingat, selama ini 75 pegawai KPK yang tak lolos TWK telah mempraktikkan sikap kebangsaan mereka dengan cara melakukan pemberantasan korupsi.

"Jadi jangan ragukan kami, bukan wawasan. Kita sudah mempraktikkan praktik kebangsaan kami. Kami cinta negara ini dan tidak usah diragukan untuk hal itu," tegasnya.

"Mohon doanya agar kita tetap melawan dengan sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya penyingkiran 75 pegawai ini," pungkasnya.