Jepang Buka Pusat Vaksinasi COVID-19 di Tempat Kerja dan Universitas Mulai 21 Juni
Ilustrasi vaksin COVID-19. (Wikimedia Commons/Ministerio de Defensa del PerĂº)

Bagikan:

JAKARTA - Jepang akan memulai vaksinasi COVID-19 di tempat kerja dan universitas pada 21 Juni mendatang, untuk mempercepat program vaksinasi.

Kepala Sekretaris Kabinet Katsunobu Kato dalam konferensi pers Hari Selasa 1 Juni mengatakan, tanggal mulai dapat dimajukan jika pemerintah yakin ada prospek untuk menyelesaikan vaksinasi yang sedang berlangsung bagi mereka yang berusia 65 tahun atau lebih. 

"Perluasan jumlah tempat vaksinasi dimaksudkan untuk mengurangi beban masyarakat lokal dan mempercepat laju inokulasi," kata Kato seperti melansir Kyodonews. Adapun vaksin COVID-19 yang akan digunakan adalah vaksin Moderna.

Rencana tersebut diumumkan sehari setelah dua pusat inokulasi massal milik negara dan dikelola oleh Pasukan Bela Diri Jepang di Tokyo serta Osaka, beroperasi secara penuh untuk memenuhi target maksimal masing-masing 10 ribu dan 5 ribu suntikan per hari.

"Perusahaan dan universitas akan memutuskan siapa yang akan disuntik. Keluarga karyawan yang memenuhi syarat juga bisa menerima vaksin, serta orang lanjut usia dan mereka yang layak mendapat prioritas," papar Kato.

"Perusahaan dan universitas akan bertanggung jawab terkait dengan dengan dokter dan perawat yang memberikan vaksinasi," lanjut Kato. Kurangnya tenaga medis merupakan salah satu penyebab lambannya program vaksinasi COVID-19 di Jepang sejak diluncurkan pada Februari lalu.

Untuk diketahui, sejak program vaksinasi Jepang diluncurkan pada Bulan Februari untuk petugas kesehatan, kemudian diperluas untuk orang tua pada Bulan April, baru sekitar 7 persen dari 126 juta penduduk Jepang yang sudah menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19.

Terpisah, Untuk mendukung program vaksinasi, Pemerintah Jepang pada Selasa pagi menetapkan strategi nasional jangka panjang pada pengembangan vaksin, untuk memfasilitasi penelitian dan produksi dalam negeri guna menangani virus corona dan pandemi lainnya.

"Dari sudut pandang manajemen krisis, sangat penting untuk membangun sistem yang memungkinkan pengembangan, produksi, dan pemberian vaksin yang dikembangkan di dalam negeri," tukas Perdana Menteri Yoshihide Suga.