JAKARTA - Seorang anggota kontingen Olimpiade Tokyo 2020 asal Uganda, menjadi orang pertama yang dinyatakan positif COVID-19 setibanya di Jepang, jelang pesta olahraga dunia yang akan dimulai pada 23 Juli mendatang.
Orang Uganda yang tidak disebutkan namanya itu adalah bagian dari sembilan anggota kontingen yang semuanya telah divaksinasi COVID-19 penuh, kata laporan-laporan.
Kelompok itu, termasuk petinju, pelatih dan ofisial, sebelumnya juga sudah dinyatakan negatif COVID-19 sebelum terbang meninggalkan Uganda menuju Jepang.
"Namun, salah satu dari mereka dinyatakan positif pada saat kedatangan di Bandara Narita, Tokyo pada Hari Sabtu dan dikarantina di fasilitas yang ditunjuk pemerintah, kata pejabat Jepang seperti mengutip BBC dari media lokal, Senin 21 Juni.
Sementara, anggota skuad lainnya yang lulus tes melanjutkan perjalanan dengan bus sewaan ke Osaka, di Jepang barat, tempat mereka akan berlatih menjelang Olimpiade Tokyo.
Kontingen Uganda adalah kelompok kedua atlet asing yang tiba untuk pelatihan menjelang perhelatan Olimpiade Tokyo. Sebelumnya, skuad softball putri Australia telah tiba pada 1 Juni.
Terpisah, Olimpiade Tokyo 2020 tetap dihelat tahun ini dengan berbagai pembatasan, setelah tahun lalu tertunda karena pandemi COVID-19.
Kehadiran penonton menjadi salah-satu poin tarik-menarik pihak-pihak berkepentingan, dengan para ahli medis menyebut ketidakhadiran penonton, termasuk penonton lokal, merupakan pilihan paling tidak berisiko. Sementara, pejabat Jepang ingin penonton domestik hadir jika memungkinkan.
Tokyo melaporkan 376 kasus Covid dan satu kematian pada 20 Juni, 72 lebih dari seminggu yang lalu, seperti dilaporkan surat kabar The Asahi Shimbun. Sementara, jajak pendapat di media lokal menunjukkan skeptisisme publik tentang Olimpiade yang berlangsung tetap tinggi di tengah peluncuran vaksin COVID-19 yang lambat.
Diketahui, sejauh ini baru 16 persen populasi Jepang yang telah menerima vaksinasi COVID-19, dengan pejabat dan sukarelawan yang bekerja di Olimpiade mulai menerima vaksinasi pada Hari Jumat pekan lalu.
BACA JUGA:
Terpisah, Presiden Uganda Yoweri Museveni mengumumkan larangan perjalanan darat, kecuali kendaraan yang membawa turis, pekerja dalam keadaan darurat dan layanan penting lainnya, memperketat pembatasan pada Jumat pekan lalu.
Ia juga menutup sekolah, universitas, dan tempat ibadah selama 42 hari. Museveni mengatakan, pembatasan itu diperlukan karena pertumbuhan virus yang lebih agresif dan berkelanjutan.
"Selama tiga minggu terakhir, jumlah harian orang yang dites positif telah meningkat dari kurang dari 100 menjadi lebih dari 1.700. Kami mengalami tingkat rawat inap dan kematian yang sangat tinggi untuk pasien COVID-19 di semua kategori umur," jelas Museveni.