Perkuat Penerapan Protokol Kesehatan, Taman Ragunan Besok Tutup
Ilustrasi (Foto: Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Taman Margasatwa Ragunan akan ditutup pada Minggu, 16 Mei. Penutupan ini dilakukan untuk memperkuat penerapan protokol kesehatan di daerah wisata tersebut.

"Taman Margasatwa Ragunan akan ditutup sementara untuk pemberlakuan penguatan protokol kesehatan Minggu, 16 Mei," kata Kepala Humas Taman Margasatwa Ragunan Wahyudi Bambang dalam keterangannya, Sabtu, 15 Mei.

Ragunan akan kembali dibuka pada Selasa, 18 Mei. Sebab, satwa di tempat wisata itu mendapatkan hari libur setiap Senin.

"Pengunjung yang sudah mendaftar online untuk kunjungan di hari Minggu dibatalkan untuk berkunjung ke Taman Margasatwa Ragunan," ujarnya.

"Ikuti selalu protokol kesehatan selama berkreasi agar rekreasi tetap nyaman dan tetap aman," imbuh Wahyudi.

Sebelumnya, antusiasme pengunjung Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan begitu tinggi dan membuat lalu lintas di sekitar pintu masuk padat. Alhasil, pihak kepolisian sempat melakukan penutupan sementara.

Wahyudi mengatakan, penutupan ini terjadi karena banyak pengunjung yang tidak mematuhi syarat kunjungan seperti memiliki KTP DKI Jakarta dan mendaftarkan diri terlebih dahulu.

Adapun jumlah pengunjung yang datang di Ragunan hari ini, hingga pukul 13.00 WIB mencapai 16.480 orang.

Namun, angka ini masih separuh dari jumlah pengunjung yang ditetapkan yaitu sebesar 30 persen atau sekitar 30 ribu.

Terkait penutupan tempat wisata, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Doni Monardo  mengimbau Satgas COVID-19 di daerah untuk menertibkan atau jika perlu menutup tempat wisata yang berpotensi menjadi pusat penularan virus saat musim libur lebaran.

Selain itu, dia meminta pemerintah daerah berinisiatif tak membuarkan aktivitas publik di tempat wisata melampaui batas 50 persen, seperti anjuran pemerintah pusat.

"Kami harapkan seluruh unsur satgas daerah, termasuk Polda harus berani mengambil keputusan, mengambil langkah penertiban. Bahkan, bila perlu, apabila membahayakan keselamatan masyarakat lebih baik ditutup saja," kata Doni dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube BNPB Indonesia, Sabtu, 15 Mei.

Dia meminta satgas di daerah berbicara terbuka pada pengelola tempat wisata jika penutupan harus dilakukan. Sehingga, para pengelola bisa memahami dan mau bekerja sama.

"Karena kalau kasus aktif meningkat, otomatis semuanya akan mundur lagi," tegas Doni.

Dia meminta seluruh daerah, tanpa terkecuali harus menaati aturan yang telah dibuat pemerintah pusat terkait penanganan COVID-19. Apalagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menyebut setelan gas dan rem dalam penanganan COVID-19 sudah tepat saat ini.

"Oleh karena itu, kepedulian daerah untuk menaati semua aturan dan kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah pusat bisa berjalan," ujarnya.

"Kalau ini (kondisi penularan COVID-19, red) baik sampai akhir Juni dan bisa berjalan sampai Agustus pertengahan, mungkin bisa jadi hadiah, kado bagi kemerdekaan bangsa kita," imbuh Doni.