Dibangun dengan Dana Bantuan COVID-19, Patung Cumi-cumi Raksasa Ini Tuai Kritik
Patung cumi-cumi raksasa di Noto yang menuai kritik. (Sumber: Tangkapan layar YouTube TheTonarinopoti)

Bagikan:

JAKARTA - Sebuah kota di pesisir bagian barat Jepang, menuai kritik dan kemarahan di media sosial. Pangkalnya, kota ini menggunakan dana bantuan COVID-19 untuk membangun patung tersebut. Dalihnya, meningkatkan sektor pariwisata kota tersebut.

Adalah Kota Noto di Prefektur Ishikawa di wilayah Chubu, Pulau Honshu yang mendapat bantuan sebesar 800 juta yen atau sekitar 7,31 juta dolar Amerika Serikat. 

Dana tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Jepang, sebagai bagian dari program bantuan yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi lokal, di tengah pandemi COVID-19, menurut media domestik seperti dilansir Reuters, Rabu 5 Mei. 

Program dana hibah itu diektahui bagian dari paket stimulus sebesar 780 miliar dolar Amerika Serikat, yang disetujui kabinet pada Desember 2020 lalu untuk membantu pemulihan perekonomian yang merosot karena pandemi. 

Dari jumlah bantuan COVID-19 yang diterimanya, Noto menggunakan 25 juta yen untuk menutupi biaya pembangunan patung cumi-cumi setinggi empat meter dan panjang sembilan meter itu.

Media setempat melaporkan, adapun jumlah total biaya konstruksi tersebut mencapai sekitar 30 juta yen Jepang. Artinya, dana pembangunan yang tidak memanfaatkan dana COVID-19 hanya sebesar 5 juta yen.

"Cumi-cumi adalah makanan lokal di Noto dan membangun patung itu adalah bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan kesadaran tentang industri perikanan kota dan meningkatkan pariwisata," terang seorang pejabat pemerintah setempat, menurut media domestik.

Reuters menelepon Pemerintah Noto tetapi orang yang menjawab tidak berwenang untuk berbicara dengan pers. Sementara, gedung-gedung pemerintah Jepang ditutup pada Hari Rabu untuk liburan Golden Week tahunan.

"Hibah tidak secara khusus dialokasikan untuk pengeluaran terkait dengan perawatan pasien virus corona. Dan tingkat infeksi Prefektur Ishikawa lebih rendah dibandingkan dengan bagian lain di Jepang," kritik salah satu media lokal.

Sejumlah warga yang keberatan dengan hal ini pun menyuarakan kritiknya melalui Twitter. Mereka mempertanyakan apakah dana tersebut seharusnya digunakan untuk tujuan lain.

"Tidak peduli bagaimana Anda melihatnya, ini salah. Mereka harus mengembalikan uang itu," kata seorang pengguna Twitter.

Pembangunan patung hewan yang termasuk cephalopoda berwarna merah muda ini dimulai pada Oktober 2020. Kemudian patung yang sudah selesai akhirnya dipindahkan ke rumahnya saat ini pada Maret tahun ini, media lokal melaporkan.