Memecahkan Masalah Kesehatan Astronot dengan Membawa Cumi-cumi ke Luar Angkasa
Cumi cumi NASA (Jamie S. Foster/University of Florida via nasa.gov)

Bagikan:

JAKARTA - Belasan bayi cumi-cumi bobtail Hawaii yang dibesarkan di Laboratorium Kewalo Kewalo, Universitas Hawaii dikirimkan ke luar angkasa awal bulan ini, dalam misi pasokan SpaceX ke Stasisun Luar Angkasa Internasional (ISS). 

Peneliti Jamie Foster, yang menyelesaikan gelar doktornya di University of Hawaii, sedang mempelajari bagaimana penerbangan luar angkasa mempengaruhi cumi-cumi, dengan harapan dapat meningkatkan kesehatan manusia selama misi luar angkasa yang panjang, melansir Honolulu Star-Advertiser Senin 21 Juni.  

Pemilihan cumi-cumi bukan tanpa alasan, karena hewan ini diketahui memiliki hubungan simbiosis dengan bakteri alami yang membantu dan mengatur bioluminesensi mereka.

Ketika astronot berada dalam gravitasi rendah, hubungan tubuh mereka dengan mikroba berubah, kata profesor Universitas Hawaii Margaret McFall-Ngai, dosen yang mengajar Foster pada dekade 1990-an.

"Kami telah menemukan, simbiosis manusia dengan mikrobanya terganggu dalam gayaberat mikro. Dan Jamie telah menunjukkan hal itu pada cumi-cumi, kata McFall-Ngai seperti melansir Korea Times Selasa 22 Juni. 

"Dan, karena ini adalah sistem yang sederhana, dia bisa mengetahui apa yang salah," sambungnya.

Foster yang sekarang menjadi profesor dan peneliti utama untuk program NASA, tengah meneliti bagaimana gayaberat mikro mempengaruhi interaksi antara hewan dan mikroba.

Penelitian ini termasuk dalam studi Understanding of Microgravity on Animal-Microbe Interactions (UMAMI). Diketahui, mikroba memainkan peran penting dalam kehidupan, termasuk membantuk manusia tetap sehat.

"Ketika astronot menghabiskan lebih banyak waktu di luar angkasa, sistem kekebalan mereka menjadi apa yang disebut disregulasi. Itu tidak berfungsi juga," terang Foster. 

"Sistem kekebalan mereka tidak mengenali bakteri dengan mudah. Mereka terkadang sakit," tandasnya. 

Foster mengatakan, memahami apa yang terjadi pada cumi-cumi di luar angkasa dapat membantu memecahkan masalah kesehatan yang dihadapi astronot.

"Ada aspek sistem kekebalan yang tidak bekerja dengan baik di bawah penerbangan luar angkasa jangka panjang. Jika manusia ingin menghabiskan waktu di bulan atau Mars, kita harus menyelesaikan masalah kesehatan agar mereka bisa sampai di sana dengan selamat," paparnya. 

Laboratorium Kewalo Marine membiakkan cumi-cumi untuk proyek penelitian di seluruh dunia. Hewan-hewan kecil ini berlimpah di perairan Hawaii dan panjangnya sekitar 3 inci (7,6 cm) seperti orang dewasa.

Jika semua berjalan sesuai rencana awal, cumi-cumi akan kembali ke Bumi pada Bulan Juli mendatang.