JAKARTA - Kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Menteri BUMN Erick Thohir melakukan kesepakatan awal untuk merevitalisasi kawasan Kota Tua hingga Sunda Kelapa di halaman Museum Fatahillah, Jakarta Barat.
Head of Agreement (HoA) ini dilakukan antara PT Jakarta Tourisindo (JXB), Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), dan PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (MITJ). Adapun anggaran revitalisasi Kota Tua ini bersumber dari APBD DKI dan APBN.
Anies menyebut, revitalisasi Kota Tua-Sunda Kelapa ini sejatinya pernah dicanangkan sejak Ali Sadikin masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta puluhan tahun lalu. Namun, Anies ingin memodifikasi cara penataannya.
"Bedanya, kali ini dengan cara baru. sehingga kita lebih optimis meraih sukses. Cara baru tersebut adalah kolaboratif, masif, dan terstruktur," kata Anies pada Rabu, 28 April.
Maksud Anies, kolaboratif adalah Kolaboratif adalah melibatkan banyak pihak, pusat, daerah, swasta, UKM, dan pakar. Masif maksudnya dikelola bukan sejumlah bangunan saja, tetapi kawasan seluas 240 hektar dari Sunda Kelapa hingga Kota Tua.
Kemudian, terstruktur adalah melalui pembentukan joint venture yang diberi banyak fleksibilitas dan otoritas untuk mengelola.
Dalam revitalisasi kawasan bersejarah ini, Anies memanfaatkan unsur nostalgia dikombinasikan dengan mewujudkan peluang ekonomi, sekaligus memberi kesempatan bagi generasi mendatang untuk belajar.
"Inilah yang dinamakan kuno tetapi modern dan dinamis. Kita tidak ingin menjadikan Kota Tua sebagai destinasi wisata semata, tetapi juga sebagai ekosistem ekonomi yang dinamis yang menarik orang untuk berkarya," ungkap Anies.
"Ada kehidupan di Kota Tua, dan kehidupan itulah yang menarik wisatawan untuk datang. Kita tidak ingin desain kota tua nanti penuh dengan copy paste dari tempat lain di dunia, tetapi Kota Tua harus memiliki narasi, ciri, dan keunikan tersendiri," lanjutnya.
BACA JUGA:
Melanjutkan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin revitalisasi Kota Tua-Sunda Kelapa akan seperti destinasi wisata Bali dan Labuan Bajo. Tujuannya, untuk memikat ketertarikan turis lokal.
"Kita punya mimpi bersama dengan Pak Gubernur bagaimana Sunda Kelapa bisa kembali bersandar kapal Cruise yang bisa representatif, seperti yang kami sekarang sedang bangun di Bali ataupun di Labuan Bajo. Kalau kita bangun di Bali dan Labuan Bajo, kenapa Jakarta tidak. Nah, karena itu fasilitas pendukungnya juga harus dibangun," ungkap Erick.
Erick Thohir mengatakan, selama ini turis lokal belum dilayani dengan baik. Padahal, sebelum pandemi COVID-19 data pariwisata menujukkan bahwa 78 persen adalah turis domestik. Karena itu, pihaknya tidak segan-segan untuk membantu Anies dalam membangun dan memfasilitasi turis domestik.
"Karena pelayanan turis domestik tidak kalah penting dengan pelayanan turis internasional," ucapnya.