Idriss Deby: Presiden Medan Tempur, Alumi Pusat Revolusi Dunia Muammar Khadafi
Presiden Chad Idriss Deby. (Wikimedia Commons/Office of the White House/Amanda Lucidon)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Chad Idriss Deby Itno tewas ketika mengunjungi pasukan di garis depan pertempuran melawan pemberontak utara, kata seorang juru bicara militer pada Selasa 20 April, sehari setelah Deby dinyatakan sebagai pemenang Pemilihan Presiden Chad pada 11 April lalu.

Lahir pada 18 Juni 1952 di N'Djamena, French Equatorial Africa atau sekarang Chad, Deby berasal dari marga Bidayat, kelompok etnis Zaghawa.

Idriss Deby bergabung dengan tentara pada tahun 1970-an ketika Chad mengalami perang saudara yang berkepanjangan. Dia menerima pelatihan militer di Prancis dan kembali ke Chad pada tahun 1978, memberikan dukungannya kepada Presiden Hissène Habré dan akhirnya menjadi panglima tertinggi angkatan bersenjata. 

Melansir Reuters, Deby meraih kekuasaan, usai menggulingkan Presiden Hissene Habre pada Desember 1990. Deby memimpin tentara pemberontak yang melakukan serangan selama tiga minggu dari wilayah Sudah. Sejak itu ia berkuasa di Chad.

Merujuk pada Foreignpolicy.com, Deby disebut sebagau lulusan Pusat Revolusi Dunia Muammar Khadafi di dekat Benghazi, Libya bersama sejumlah tokoh lainnya, seperti Blaise Compaore dari Burkina Faso hingga Laurent Kabila dari Kongo. 

Berbagai pemberontakan dan kudeta berhasil diatasinya, sehingga ia berhasil memenangkan Pemilu 1996, 2001, 2011, 2016 dan terbaru 2021 lalu. Kata 'Itno' ditambahkan ke belakang namanya pada tahun 2006.

idriss deby
Presiden Chad Idriss Deby saat memberikan keterangan kepada wartawan. (Wikimedia Commons/Nicoleon)

Memerintah selama lebih dari 30 tahun, Deby merupakan sekutu penting Barat dalam perang melawan militan Islam di Afrika, telah terbunuh di garis depan melawan pemberontak di utara.

Negara-negara Barat mengandalkan Deby sebagai sekutu dalam perang melawan kelompok-kelompok militan Islam, termasuk Boko Haram di Danau Chad Basin dan kelompok-kelompok yang terkait dengan al Qaeda dan ISIS di Sahel.

"Putra Deby, Mahamat Kaka, diangkat sebagai presiden sementara oleh dewan peralihan perwira militer, kata juru bicara Angkatan Darat Chad Azem Bermendao Agouna dalam siaran di televisi pemerintah.

Kematiannya diumumkan sehari setelah dia dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden yang akan memberinya masa jabatan keenam dengan raihan suara sebesar 79 persen. 

Deby yang sering bergabung dengan tentara di medan perang dengan seragam militernya, mengunjungi pasukan di garis depan pada Senin 20 April setelah pemberontak yang bermarkas di perbatasan utara Libya maju ratusan kilometer ke selatan menuju ibu kota N'Djamena.

"Marsekal Idriss Deby Itno, seperti yang dilakukannya setiap kali lembaga republik terancam, mengambil kendali operasi selama pertempuran heroik yang dipimpin melawan teroris dari Libya. Dia terluka selama pertempuran dan meninggal setelah dipulangkan ke N'Djamena," ungkap Bermendao.

"Dewan Transisi Nasional meyakinkan rakyat Chad bahwa semua tindakan telah diambil untuk menjamin perdamaian, keamanan dan ketertiban republik," imbuhnya.