JAKARTA - Cara pemerintah melakukan penyisiran terhadap media sosial maupun aplikasi pesan singkat untuk mencegah penyebaran paham radikal dianggap tak efektif. Sebab kelompok teroris bakal menemukan cara baru untuk menyebarkan paham yang mereka yakini.
"Jadi sekalipun misal, sekarang ini Wawan (Juru Bicara Badan Intelijen Indonesia Wawan Purwanto) dan pemerintah atau negara yang ada itu memotong semua hubungan elektronik, misalkan berhasil, ya itu pasti ada jalan," kata Ali dalam sebuah diskusi daring, Jumat, 16 April.
Menurutnya, ada hal penting yang harus diperhatikan pemerintah selain masalah media komunikasi. Pemerintah, kata Ali, harusnya menaruh perhatian lebih pada hubungan antar teroris satu dengan yang lain.
Dia mencontohkan dengan pemimpin Al Qaeda, Osama bin Laden yang sudah tidak lagi menggunakan gawai atau alat elektronik lainnya untuk berkomunikasi melainkan menggunakan surat. Bahkan, kakak Ali Imron, Mukhlas alias Ali Gufron pernah mengirim surat kepada Osama bin Laden sebelum dieksekusi mati pada 2007.
"Yang pada waktu itu isinya kalau kami bertiga jadi dieksekusi Indonesia, Al Qaeda harus mengadakan pembahasan sebesar-besarnya di Indonesia, itu isi suratnya," ujarnya.
BACA JUGA:
Namun, kondisi ini berubah seiring berjalannya waktu. Saat ini, gaya teroris dalam menyebarkan paham radikal ini berubah menjadi lebih modern yakni dengan memanfaatkan aplikasi pesan singkat.
Tak hanya itu, para teroris juga kerap melakukan perekrutan kilat terhadap calon anggota mereka.
Sehingga, dia berpendapat sebenarnya pemerintah harus mengutamakan deradikalisasi dan sosialisasi. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan masyarakat dari penyebaran paham radikal.
Apalagi, yang perlu diingat, para jihadis itu tidak pantang menyerah meski jalan mereka dihalangi. "Jadi sekali lagi membicarakan masalah tadi dari media bahwa teroris menggunakan media itu hanya salah satu cara," tegasnya.
"Tetapi bukan itu sebetulnya, yang terpenting adalah paham ini, paham ini yang sudah menjamur di Indonesia khususnya, itu yang harus kita perhatikan," pungkas Ali.