JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar meminta seluruh perangkat kampus bekerja sama dalam pencegahan paham radikal dan terorisme. Sebab penyebaran paham tersebut sudah mulai menjalar ke mahasiswa.
"Perang melawan paham radikal terorisme membutuhkan dukungan dari semua pihak terutama kampus, karena apa pun kekerasan dalam kata dan tindakan bertentangan dengan ideologi dan nilai luhur bangsa," ujar Boy saat memimpin kuliah umum di Universitas Bung Karno (UBK), Jakarta, Rabu, 25 Mei.
Penyebaran paham radikal dan terorisme di lingkungkan kampus terbukti dengan adanya penangkapan mahasiswa berinisial IA di Malang, Jawa Timur.
Dari hasil pendalaman Densus 88 Antiteror, mahasiswa itu memiliki hubungan dan sempat berkomunikasi dengan tersangka teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
Karena itu, Boy Rafli meminta seluruh perangkat kampus untuk ikut terlibat dalam pencegahan penyebaran paham radikal dan terorisme.
Sebab, kampus menjadi bagian terdepan dalam membangun semangat perlawanan terhadap ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi bangsa.
"Tugas BNPT adalah mengingatkan semua pihak membangun kesepahaman, kebersamaan melawan ideologi terorisme, karena itu biasanya jika ada kampus yang teridentifikasi bisa diantisipasi atas dasar kerja sama dengan kalangan civitas akademika," ungkapnya.
BACA JUGA:
Jenderal bintang tiga ini pun menyebut UBK yang sudah menandatangi perjanjian kerja sama dengan BNPT diminta terus mengajarkan ajaran Bung Karno dalam pemahaman, pengetahuan, dan kesadaran. Dengan begitu, paham radikalime pun tak akan mempengaruhi para mahasiswa.
"Pemahaman spiritual ketuhanan yang lebih berkeadaban dalam turut serta membangun karakter bangsa sesuai cita-cita para Founding Fathers yaitu Pancasila dengan skala yang lebih luas baik secara kompetensi dan kuantitas agar terus lestari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai dan muliakan," kata Boy Rafli.