Bagikan:

JAKARTA - Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengatakan pada Hari Kamis, tindakan segera harus diambil jika pemeriksaan khusus terhadap semua pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan di negara itu menemukan masalah apa pun, saat pihak berwenang meningkatkan penyelidikan atas kecelakaan udara mematikan yang dialami Jeju Air.

Konversi data dari perekam suara kokpit Jeju Air 7C2216 ke berkas audio harus diselesaikan pada Hari Jumat, kata Choi dalam rapat manajemen bencana, yang dapat memberikan informasi penting tentang menit-menit terakhir penerbangan yang ditakdirkan itu.

Pesawat Boeing 737-800 milik maskapai penerbangan Jeju Air dengan nomor penerbangan 7C2216 dan registrasi HL8088 dari Bandara Internasional Suvarnabhumi, Thailand mengalami kecelakaan maut saat mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan pada 29 Desember.

Pesawat yang mengangkut 175 penumpang dan enam awak dalam penerbangan itu berubah menjadi bola api setelah melakukan pendaratan darurat dan menghantam dinding. Hanya dua awak pesawat yang selamat dari peristiwa itu.

"Karena ada kekhawatiran publik yang besar tentang model pesawat yang sama yang terlibat dalam kecelakaan tersebut, kementerian transportasi dan organisasi terkait harus melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap operasi pemeliharaan, pendidikan, dan pelatihan," kata Choi, melansir Reuters 2 Januari.

Komentar Choi di awal pertemuan diberikan oleh kantornya.

Pertanyaan oleh para ahli keselamatan udara tentang apa yang menyebabkan ledakan mematikan tersebut difokuskan pada tanggul yang dirancang untuk menopang peralatan navigasi, yang menurut mereka mungkin dibangun terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.

Perekam data penerbangan pesawat, yang mengalami beberapa kerusakan, sedang dibawa ke Amerika Serikat untuk dianalisis bekerja sama dengan Badan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB).

Penyelidik dari NTSB, Badan Penerbangan Federasi AS dan Boeing berada di Korea Selatan untuk membantu menyelidiki bencana udara terburuk di negara tersebut.

Choi meminta agar tidak ada upaya yang diabaikan dalam membantu keluarga korban saat jenazah mereka yang tewas diserahkan kepada mereka.

Ia juga meminta polisi untuk mengambil tindakan terhadap siapa pun yang mengunggah pesan "jahat" dan berita palsu di media sosial terkait bencana tersebut.