Bagikan:

JAKARTA - Kremlin mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin membuat keputusan untuk memberikan suaka di Rusia kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang digulingkan oleh pemberontak.

Jatuhnya Assad merupakan pukulan besar bagi Iran dan Rusia, yang melakukan intervensi dalam perang saudara selama 13 tahun di Suriah untuk mencoba menopang kekuasaannya meskipun ada tuntutan Barat agar Assad meninggalkan kekuasaan.

Kantor berita Rusia mengutip sumber Kremlin yang tidak disebutkan namanya pada Minggu yang mengatakan Assad berada di Moskow bersama keluarganya.

"Keputusan seperti itu tidak dapat diambil tanpa kepala negara. Ini adalah keputusannya," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan namun tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai tindakan Assad dilansir Reuters, Senin, 9 Desember.

Kepergian Assad menghilangkan benteng yang menjadi tempat Iran dan Rusia memegang kekuasaan di Timur Tengah. Ayah Assad, Hafez al-Assad, memihak Uni Soviet untuk mencoba mencapai kesetaraan dengan Israel yang didukung AS.

Kremlin mengatakan Suriah sedang mengalami “ketidakstabilan ekstrem” dan masih terlalu dini untuk membicarakan masa depan pangkalan Rusia di negara tersebut.

“Kami sedang berdialog dengan Ankara dan negara-negara regional lainnya, termasuk mengenai urusan Suriah,” kata Peskov.

“Tentu saja, Suriah akan mengalami masa yang sangat sulit saat ini, karena ketidakstabilan. Tentu saja, sangat penting untuk menjaga dialog dengan semua negara di kawasan ini. Kami bertekad untuk melakukan hal ini,” imbuhnya.