JAKARTA - Israel kini lebih optimis mengenai kemungkinan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza. Hamas telah meminta daftar semua sandera yang masih ditahan oleh kelompok militan di Palestina.
Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengatakan perundingan tidak langsung sedang dilakukan mengenai pemulangan sekitar 100 sandera dan, meski masih terlalu dini untuk memastikannya, prospeknya telah membaik.
“Saya berharap kita akan mencapainya,” kata Saar pada konferensi pers di Yerusalem dilansir Reuters, Senin, 9 Desember.
“Tidak akan ada gencatan senjata di Gaza tanpa kesepakatan pembebasan sandera,” tegas Saar.
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui upaya mediasi tersebut mengatakan Hamas telah meminta faksi lain di Gaza untuk mulai mendata nama-nama sandera Israel dan asing dalam tahanan mereka, baik dalam keadaan hidup atau mati.
Pejabat tersebut tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenai upaya mediasi tersebut namun mengatakan para mediator, yang didukung oleh Amerika Serikat, telah meningkatkan kontak dengan Israel dan Hamas.
Para pejabat Hamas menolak berkomentar.
BACA JUGA:
Seorang pejabat kelompok militan yang bersekutu dengan Hamas menyatakan harapan bahwa perundingan dapat menghasilkan kesepakatan.
Orang-orang bersenjata Hamas menyandera lebih dari 250 orang kembali ke Gaza setelah serangan mereka terhadap Israel pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut penghitungan Israel.
Lebih dari 44.700 warga Palestina telah terbunuh dalam serangan Israel di Gaza setelahnya, kata otoritas kesehatan Gaza.
Beberapa keluarga sandera menyuarakan optimisme yang hati-hati setelah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Minggu.
Netanyahu mengatakan kepada mereka waktunya telah tiba untuk kesepakatan pembebasan sandera, kata Forum Sandera dan Keluarga Hilang.
Masing-masing pihak saling menuduh satu sama lain menghalangi tercapainya kesepakatan, namun Saar mengatakan posisi Hamas sebelumnya "mungkin telah berubah dalam beberapa waktu terakhir".