JAKARTA - Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem dalam pidato di televisi berjanji, pihaknya akan mendukung Pemerintah Suriah di bawah Presiden Bashar al-Assad yang tengah menghadapi pemberontakan.
"Mereka tidak akan dapat mencapai tujuan mereka meskipun apa yang telah mereka lakukan di masa lalu, dan kami sebagai Hizbullah akan berada di pihak Suriah dalam menggagalkan tujuan agresi ini semampu kami," kata Qassem pada Hari Kamis, seraya menambahkan "agresi" tersebut disponsori oleh Amerika Serikat dan Israel, melansir Al Jazeera 6 Desember.
Komentar Qassem muncul beberapa jam setelah pasukan oposisi Suriah merebut kota strategis Homs di Suriah tengah, kemenangan terbaru mereka dalam serangan kilat yang diluncurkan delapan hari lalu.
Qassem tidak memberikan perincian tentang bagaimana Hizbullah akan mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, tetapi mengatakan kelompok yang berpihak pada Iran itu akan melakukan apa pun yang dapat dilakukannya.
Diketahui, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mantan afiliasi al-Qaeda, melancarkan serangan baru dari benteng mereka di Suriah barat laut minggu lalu.
Selama akhir pekan, pemberontak merebut Aleppo, kota terbesar kedua di negara itu, sebelum bergerak ke selatan dan memasuki Hama pada Hari Kamis.
Hizbullah sendiri saat ini sedang menjalankan perjanjian gencatan senjata yang rapuh yang ditengahi AS dengan Israel, setelah perang selama setahun yang telah membawa banyak kehancuran khususnya di Lebanon selatan.
Lebih dari 280.000 orang telah mengungsi akibat pertempuran baru-baru ini, menurut Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam sebuah unggahan di X.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan diakhirinya pertempuran, mengatakan konflik yang meningkat di Suriah adalah hasil dari "kegagalan kolektif kronis" diplomasi.
Ia juga menyerukan akses kemanusiaan segera bagi semua warga sipil yang membutuhkan di Suriah dan kembali ke proses politik yang difasilitasi PBB untuk mengakhiri pertumpahan darah.
"Puluhan ribu warga sipil berada dalam bahaya di wilayah yang sudah terbakar," kata Guterres kepada wartawan.
BACA JUGA:
"Kita melihat buah pahit dari kegagalan kolektif kronis dari pengaturan de-eskalasi sebelumnya untuk menghasilkan gencatan senjata nasional yang sejati atau proses politik yang serius untuk menerapkan resolusi Dewan Keamanan," katanya.
Dia mendesak "semua orang yang berpengaruh untuk melakukan bagian mereka bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita" dan mengatakan semua pihak berkewajiban untuk melindungi warga sipil.
Sementara Presiden al-Assad sangat bergantung pada dukungan Rusia dan Iran selama tahun-tahun paling intens perang Suriah, beberapa kelompok oposisi menjalin hubungan dengan Turki.