JAKARTA - Kementerian Luar Negeri China pada Hari Kamis mengumumkan, Beijing menjatuhkan sanksi terhadap 13 perusahaan pertahanan Amerika Serikat dan enam eksekutif terkait penjualan senjata dan peralatan militer lainnya ke Taiwan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian mengatakan, Beijing mendesak Amerika Serikat untuk berhenti mempersenjatai Taiwan, menahan diri dari berkolusi dengan atau mendukung pasukan separatis "kemerdekaan Taiwan" dalam upaya mereka untuk mencari kemerdekaan melalui peningkatan militer, dikutip dari Xinhua 5 Desember.
Lin mencatat, masalah Taiwan berada di pusat kepentingan inti Tiongkok. Dikatakannya, langkah Negeri Paman Sam mengumumkan rencana untuk menjual senjata ke wilayah Taiwan, yang telah secara serius melanggar prinsip Satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, mencampuri urusan dalam negeri Tiongkok, serta merusak kedaulatan dan integritas teritorial Tiongkok.
Berdasarkan Undang-Undang Anti-Sanksi Asing, Tiongkok telah memutuskan untuk mengambil tindakan balasan terhadap perusahaan militer dan eksekutif senior AS, kata Lin.
Kementerian Luar Negeri China mengonfirmasi, sanksi berlaku mulai 5 Desember, dengan aset individu dan entitas yang masuk daftar hitam akan dibekukan, berbisnis dengan mereka akan dilarang, para eksekutif akan dilarang memasuki Tiongkok, dikutip dari TASS.
Lin menekankan, "kemerdekaan Taiwan" dan perdamaian di Selat Taiwan tidak dapat didamaikan seperti api dan air.
Keputusan AS untuk memajukan agenda kemerdekaan itu dengan mempersenjatai Taiwan tidak akan menggoyahkan tekad kuat Tiongkok untuk menentang "kemerdekaan Taiwan" dan mencapai reunifikasi nasional, hanya akan mendorong Taiwan ke arah bahaya konflik militer, katanya.
BACA JUGA:
"Tiongkok mendesak Amerika Serikat untuk mematuhi dengan sungguh-sungguh prinsip satu Tiongkok dan tiga komunike bersama Tiongkok-AS, khususnya Komunike 17 Agustus 1982," kata Lin, seraya menambahkan Amerika Serikat harus bertindak atas komitmen para pemimpinnya untuk tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan," dan harus segera menghentikan persenjataan Taiwan.
Diketahui, perusahaan yang terkena sanksi yakni Teledyne Brown Engineering, BRINC Drones, Rapid Flight, Red Six Solutions, Shield AI, SYNEXXUS, Firestorm Labs, Kratos Unmanned Aerial Systems, HavocAI, Neros Technologies, Cyberlux Corporation, Domo Tactical Communications, dan Group W.
Sedangkan eksekutif yang disanksi yakni pejabat senior di anak perusahaan Raytheon Barbara Borgonovi dan Gerard Hueber; CEO BAE Systems Land and Armament Charles Woodburn; eksekutif senior di unit United Technologies Richard Crawford; Presiden Data Link Solutions Beth Edler, serta CEO BRINC Drones Blake Resnick.