Bagikan:

JAKARTA - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin melaporkan kepada Presiden Prabowo Subianto terkait isu-isu kesehatan yang dapat ditindaklanjuti dalam lawatan Kepala Negara ke beberapa negara dalam waktu dekat.

“Bapak mau jalan ke luar negeri, jadi beliau tanya isu-isu kesehatan apa yang kira-kira berkaitan dengan China, dengan Amerika, dan juga dengan Inggris,” kata Menkes Budi usai bertemu Presiden di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis 7 November, disitat Antara.

Menkes menjabarkan untuk kerja sama dengan China, sebelumnya memang sudah ada yang diupayakan sehingga untuk tindak lanjutnya mungkin bisa dilakukan dalam kunjungan perdana Presiden Prabowo pekan depan.

Sementara untuk kerja sama dengan Amerika Serikat (AS), sebenarnya sudah ada nota kesepahaman yang ditindaklanjuti terkait kesehatan namun tinggal menantikan respon dari pihak AS.

Terakhir, potensi kerja sama yang dapat dilakukan di bidang kesehatan ialah dengan Inggris hal itu menindaklanjuti komunikasi yang telah dijalin antara Menkes dan Duta Besar Inggris.

"Kemudian yang Inggris, Duta Besarnya sempat hadir ke saya juga, dia juga bilang, kalau datang bisa nggak ada satu kerja sama yang bisa ditanda tangani bersama," kata Budi.

Laporan potensi kerja sama itu disampaikan Menkes mengingat dirinya tidak bisa mendampingi Presiden dalam kunjungan luar negerinya.

Dalam waktu dekat, Presiden RI Prabowo Subianto akan melakukan lawatan ke beberapa negara mitra menghadiri beberapa undangan dan pertemuan.

Prabowo antara lain akan menghadiri KTT APEC di Peru, KTT G20 di Brasil, melakukan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok, Amerika Serikat, Inggris, serta kemungkinan menghadiri undangan negara-negara G7.

Pada Rabu 6 November, Kepala Negara bahkan melangsungkan sidang paripurna kabinet dengan tujuan secara khusus membahas persiapan lawatannya ke luar negeri.

"Jadi hal-hal ini (kunjungan ke luar negeri) tidak bisa saya hindari karena semua punya nilai strategis, juga berhubungan juga dengan keadaan ekonomi kita," kata Prabowo dalam arahannya pada pengantar sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 6 November.