Bagikan:

JAKARTA - Indonesia dan Inggris sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral di bidang kesehatan, pemulihan ekonomi dan pertahanan keamanan. 

Ini dilakukan seiring dengan peningkatan hubungan kerja sama Indonesia dengan Inggris, di mana Inggris merupakan investor terbesar kedua Indonesia, sekaligus mitra dagang terbesar kelima dari Eropa.

Hal ini dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, saat memberikan keterangan secara virtual kepada wartawan bersama Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab, Rabu 7 April.

Dalam kesempatan tersebut Menlu Retno mengungkapkan, akan ada penandatanganan kerja sama Joint Economic dan Trade Committee antara Indonesia dengan Inggris pada pada 19 April mendatang. 

Langkah tersebut diharapkan dapat mendukung peningkatan angka perdagangan antara Indonesia dengan Inggris. Tahun lalu, angka perdagangan kedua negara mencapai 2,24 miliar dolar Amerika Serikat.

Selain itu, selama pandemi COVID-19 sepanjang tahun 2020 lalu, Menlu Retno mengungkapkan nilai investasi Inggris di Indonesia mengalami peningkatan sebesar 35 persen. 

"Kami sepakat untuk bekerja sama untuk mempromosikan 10 sektor prioritas termasuk kayu dan komoditas pertanian," tukas Menlu Retno.

Lebih jauh Menlu Retno menerangkan, dirinya menekankan kembali keprihatinan terhadap usulan legislasi nasional inggris, yang mewajibkan uji tuntas terhadap komoditas pertanian, seperti kelapa sawit, kakao dan karet.

"Saya berharap, kedua negara dapat bekerja sama untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk melalui kerja sama kelompok kerja komoditas pertanian," tandasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab menuturkan, dirinya mengapresiasi kerja sama bilateral kedua negara yang selama ini terjalin berdasarkan nilai-nilai bersama. 

"Selain peningkatan kerja sama perdagangan, investasi di sektor-sektor kunci, pendidikan, pertahanan hingga energi terbarukan dan produk kayu. Saya juga berharap, kelompok kerja bersama bisa mencari jalan keluar terkait isu minyak sawit dan komoditas pertanian lainnya," kata Raab.