JAKARTA - Pemeritah Australia kembali mendesak rezim militer Myanmar membebaskan warga negaranya, Sean Turnell, yang ditahan sejak kudeta berlangsung, lantaran posisinya sebagai Penasihat Ekonomi Pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.
Dalam pernyataannya, Jumat 2 April, Australia melalui Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan menyatakan penahanan profesor ekonomi di Macquarie University, Sydney ditahan dengan akses konsuler terbatas.
"Australia terus mencari pembebasan segera dan informasi resmi tentang alasan penahanannya baik di Myanmar maupun melalui kedutaan besar di Australia," kata seorang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters.
"Kami menyerukan kepada rezim militer untuk mengizinkan Profesor Turnell kembali ke keluarganya di Australia," lanjut pernyataan tersebut.
Untuk diketahui, dalam konferensi pers untuk pertama kali terkait Turnell pada 23 Maret lalu rezim militer Myanmar mengungkapkan, ekonom tersebut diselidiki atas dua tuduhan melanggar tindakan imigrasi dan rahasia resmi negara.
Juru Bicara Militer Myanmar Jenderal Zaw Min Tun mengungkapkan, kedua pelanggaran tersebut memiliki hukuman penjara masing-maing lima dan tujuh tahun .
"Kami akan terus mengizinkan dia untuk berbicara dengan keluarga dan Kedutaan Besar Australia di Yangon," terangnya, melansir The Irrawaddy.
Diketahui, selain menjadi Penasihat Ekonomi untuk Aung San Suu Kyi, Profesor Turnell juga menjabat sebagai Direktur Penelitian pada Myanmar Development Institute (MDI), sebuah lembaga pemikir ekonomi terkemuka yang berfokus pada pembangunan kapasitas pemerintah.
BACA JUGA:
Kudeta Myanmar. Redaksi VOI terus memantau situasi politik di salah satu negara anggota ASEAN itu. Korban dari warga sipil terus berjatuhan. Pembaca bisa mengikuti berita seputar kudeta militer Myanmar dengan mengetuk tautan ini.