Legislator PDIP Minta NU dan Muhammadiyah Dilibatkan Sebagai Jangkar Deredikalisasi
Suasana pengamanan usai ledakan bom di Gereja Katedral Kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada Minggu, 28 Maret. (Darwin Fatir/Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota DPR dari Fraksi PDIP, Muchamad Nabil Haroen, mengatakan upaya penyerangan di Mabes Polri pada Rabu sore, 31 Maret, merupakan 'alarm' bagi semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan.

Menurutnya, deteksi dini intelijen semakin penting dan krusial untuk menjaga keamanan negara.

Selain itu, Nabil menilai, strategi penanganan teroris dan ekstremis juga harus ditinjau ulang. 

"Apakah penanganan terhadap kelompok radikal yang kemudian mendorong terjadi ekstremisme bahkan terorisme sudah terlaksana dengan baik," ujar Nabil, Kamis, 1 April.

Karenanya, anggota Komisi IX DPR itu meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tidak hanya menggunakan pendekatan keamanan dalam upaya deredikalisasi. Namun juga perlu menggunakan pendekatan pendidikan secara bertahap hingga komprehensif.

Nabil pun menyarankan pesantren, baik dari Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bisa dilibatkan sebagai jangkar deradikalisasi. 

"Indonesia harus bangkit sebagai negara damai dan menebar kesejahteraan kepada semua warganya," kata Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa NU itu.

Dalam kondisi ini, Nabil juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang. Ia berharap Polri serta lembaga intelijen negara bisa bergerak cepat untuk mengantisipasi tindakan terorisme.

“Jangan sampai kita kalah dengan kelompok ekstremis,” kata Nabil.