Ungkap Perjuangkan NU-Muhammadiyah Terima Zayed Award 2024, Megawati: Mereka Para Pejuang
Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri (DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menceritakan upayanya agar Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah mendapatkan penghargaan Zayed Award for Human Fraternity (ZAHF) 2024.

Sebagai salah satu anggota dewan juri Zayed Award 2024, Megawati mengaku mengajukan Muhammadiyah dan NU untuk masuk nominasi penerima penghargaan. Dua organisasi itu bersaing dengan 120 nominasi lainnya.

Presiden Kelima RI itu kemudian harus menghadapi adanya kocokan untuk mendapat tiga nominasi dan tiga nominasi cadangan. Nominasi itulah yang kemudian diserahkan kepada Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar untuk dipilih siapa pemenangnya.

Megawati mengatakan terdapat enam juri, termasuk dirinya. Namun, hanya Megawati seorang berasal dari Asia. Megawati dalam pikirannya menyampaikan dirinya akan kalah berdebat untuk memperjuangkan NU dan Muhammadiyah. Sebab, dirinya merupakan perempuan, Asia, wanita, dan seorang muslim, sedangkan juri lainnya datang dari Barat.

Fase berikutnya ialah pengocokan awal, yang mengeluarkan 15 nominasi. Megawati bersyukur NU dan Muhammadiyah masuk dalam 15 nominasi itu. Di sisi lain, Megawati juga mengusulkan aktivis perempuan dan profesor agama Musdah Mulia mendapat nominasi dari aspek perorangan.

"Ada perorangan, kelompok, dan organisasi yang sebegitu banyak. Lalu saya berpikir bagaimana saya bicara untuk supaya mulai meyakinkan mereka yang empat (juri) ini," kata Megawati dalam acara peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW dan tasyakuran penghargaan Zayed Award 2024 kepada Muhammadiyah dan NU di Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu, 11 Februari.

Megawati saat dipersilakan bicara sengaja menggunakan latar belakangnya untuk mempengaruhi juri lainnya. Megawati mengenalkan diri pernah menjadi anggota parlemen tiga periode, Wakil Presiden, dan Presiden RI.

"Saya ingin membangun sebuah persepsi mestinya saya ada di atas untuk bisa menangkan salah satu yang diinginkan. Setelah saya mengenakan begitu mereka yang dua langsung kelihatan wah," tutur Megawati.

Putri Proklamator RI Bung Karno itu menyampaikan dirinya sangat dekat dengan Muhammadiyah dan NU. Megawati menyampaikan kakeknya merupakan pendiri Muhammadiyah dan pernah menjadi pengurus di Bengkulu.

Megawati lalu menceritakan kepada juri bahwa NU dan Muhammadiyah ikut bertempur untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

"Mereka para pejuang. Beda dari yang lainnya, mereka ini bertempur, bukannya hanya membuat masjid dan lain sebagainya. Mereka ikut bertempur untuk memerdekakan negara kami, Muhammadiyah 1912, dan NU 1926," urai Megawati.

Megawati juga menyampaikan cerita heroik pada mada kolonialisme yang terjadi antara Tangerang dan Bekasi. Saat itu, Belanda ingin menjadikan wilayah itu sebagai perkotaan, sedangkan masyrakat setempat memang bekerja sebagai petani.

"Saya sangat ingat membaca buku itu adalah perlawanan yang namanya perlawanan petani Banten yang dipimpin oleh para kiai dari NU. Apa maksud saya menceritakan seperti ini karena kita ini sudah melupakan sejarah bangsa kita. Bahwa kita itu tidak dengan mudah seperti sekarang ini enak-enak bahwa dulu itu banyak pengorbanan yang harus diberikan. Itu cerita saya pada mereka. Mereka terdiam. Kalau fondation ini untuk perdamaian dunia dan perikemanusiaan maka saya minta organisasi ini harus dinominasikan," imbuhnya.

Selain Megawati, dewan juri Zayed Award 2024 lainnya adalah Imam Kesukupan Bueonos Aires 1967 dan saat ini sedang manjabat sebagai Prefek Emeritus Dikasteri Tahta Suci Untuk Gereja-Gereja Oriental Sedunia Kardinal Leonardo Sandri, Sekjen Konferensi PBB untuk Perdagangann Pembangunan serta Wakil Presiden Kosta Rika 1994-1998 Rebeca Grynspan Mayufis, Ketua Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat Rabbi Abraham Cooper, Dirjen UNESCO 2009-2017 Irina Bokova, Sekjen ZAHF dan Sekjen Majelis Hukama Muslimin Prof Mohamed Abdusalam.