Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto tampaknya siap maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024 mendatang. Belakangan ia mulai rajin melakukan pertemuan dengan para pimpinan partai. 

Airlangga melakukan pertemuan dengan ketua umum PPP Suharso Monoarfa di kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa, 30 Maret. Setelah beberapa waktu lalu juga bertemu dengan ketua umum NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto.  

Airlangga mengaku, namanya mulai mencuat dan diusung Partai Golkar menjadi capres 2024 pada Munas di tahun 2019 lalu. Kemudian, keputusan tersebut juga diperkuat dalam Rapimnas yang baru saja digelar.

"Ya kalau nama itu kan sudah diusung di dalam Munas dan itu tentu diperkuat di dalam Rapimnas," ujar Airlangga di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Sabtu 6 Maret.

Pernyataan Airlangga pun diperkuat para kader. Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, kader internal partainya memang menginginkan ketua umum menjadi calon presiden di Pemilu 2024. 

Hal ini disampaikan Doli menanggapi isu adanya penjajakan konvensi bersama antara Partai Golkar dan Partai NasDem.

"Soal Pilpres, hingga saat ini, aspirasi dari warga Partai Golkar yang ada hanyalah keinginan untuk mencalonkan Pak Airlangga sebagai calon presiden. Jadi kami belum terpikir lain, selain itu," kata Doli Rabu malam, 3 Maret.

Penjajakan konvensi dikabarkan terjadi saat Airlangga bertemu Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh pada 14 Februari lalu. Pada saat itu, Airlangga menyambangi Surya di Pulau Kali Age, Kepulauan Seribu.

Menurut Doli, pertemuan Airlangga dan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh adalah silaturahmi biasa sebagai sesama ketua umum partai politik. Ia mengatakan Airlangga pun bertemu Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Suharso Monoarfa dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Selain itu, Organisasi Masyarakat (Ormas) Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) telah menyatakan mendukung Airlangga sebagai capres dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

Hal tersebut diutarakan oleh Ketum DPP Ormas MKGR periode 2020-2025 Adies Kadir dalam acara pelantikan kepengurusan DPP ormas, Jumat malam 19 Maret.

"Bagi Ormas MKGR, kader utama yang dimaksud tidak lain adalah Bapak Airlangga Hartarto," ucap Adies.

PDKT Airlangga ke PPP

Airlangga Hartarto tampil mesra saat menjamu Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa di kantornya. Bahkan pertemuan tersebut disebut-sebut sebagai politik nasi jeruk.

Menurut Airlangga, Partai Golkar dan PPP memiliki kesamaan dari segi warna dan nama. Dari sisi warna, kata dia, logo Golkar berwarna kuning dengan gambar pohon beringin berdaun hijau. Sedangkan logo PPP berwarna hijau dengan gambar Ka'bah dan kelir kuning.

"Kalau dari segi nama, Partai Golkar Golongan Karya. Kekaryaan artinya pembangunan. Sedangkan Partai Persatuan Pembangunan, bisa kita sebut Partai Persatuan Kekaryaan," ucap Airlangga.

Menanggapi penjajakan Airlangga, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin menilai, silaturahmi politik ketua umum Golkar kepada parpol-parpol bagus dilakukan untuk membangun koalisi jelang Pemilu 2024. 

Apalagi, Menko Perekonomian itu telah dimandatkan dalam Rapimnas Golkar sebagai calon presiden pada 2024 mendatang. Sehingga penting untuk melakukan penjajakan lebih dini.

“Karena basis utamanya tadi, dukungan struktur dan kader partai. Airlangga ke sana ke sini, itu bagus untuk menjalin kerja sama di Pilpres,” ujar Ujang, Rabu 30 Maret.

Dengan penjajakan dini, menurut Ujang, persamaan persepsi bisa lebih dimatangkan untuk memperkuat koalisi menjelang pemilu. "Karena kalau menjelang pemilu maka sudah tidak ada waktu,” katanya.

Terlebih jika merujuk pada aturan 20 persen presidential threshold (PT) maka setidaknya dalam membangun koalisi, minimal harus memiliki 115 kursi di DPR RI untuk mengusung capres dan cawapres. Sementara Golkar dan PPP telah terkumpul 104 kursi.

Sehingga, kata Ujang, Airlangga memang harus gencar melakukan safari politik agar langkahnya untuk maju jadi calon presiden semakin terbuka.

“Makanya kan kalau kita lihat Airlangga bertemu tidak hanya dengan ketua umum PPP. Sudah hampir semua, dengan Surya Paloh dan Prabowo juga sudah bertemu,” jelasnya.

Bagaimana NasDem dan Gerindra?

Sebelumnya rencana konvensi calon presiden yang akan digelar Partai NasDem turut menjadi perbincangan dalam pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto di Pulau Kaliage, Kepulauan Seribu, beberapa waktu lalu.

Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya mengatakan, Paloh dan Airlangga membicarakan konvensi karena Golkar memiliki pengalaman menggelar konvensi pada 2004 lalu.

"Tukar pikiran dan musyawarah tentu penting untuk membangun frekuensi yang sama dalam menjalankan strategi politik untuk ke depan. Jadi ini baru warming up," kata Willy dalam siaran pers, Rabu, 10 Maret.

Willy pun tidak menutup kemungkinan adanya koalisi antara NasDem dan Golkar atau partai lain karena perolehan suara NasDem pada Pemilu 2019 lalu belum memenuhi ambang batas pencalonan presiden.

"Tentu terbuka opsi dengan parpol lain karena politik suatu yang dinamis, maka pekerjaan rumah dari konvensi adalah koalisi dengan mengedepankan komunikasi politik lintas parpol dan di sanalah kekuatan Ketum kita Pak Surya Paloh," ujar Willy.

Usai NasDem, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga melancarkan safari politiknya ke Hambalang untuk menemui Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beserta jajarannya pada Sabtu, 13 Maret.

Pertemuan tokoh sekaliber ketua umum partai tentu kerap memunculkan persepsi publik tentang kerja sama politik jangka panjang, termasuk soal pemilihan presiden (pilpres) atau kepemiluan.

Apalagi, dalam pertemuan sebelumnya dengan Surya Paloh, Airlangga menjajaki koalisi dengan NasDem di Pilpres 2024. Capres akan dipilih dari hasil konvensi yang digelar NasDem, sementara cawapres diberikan kepada Golkar.

Namun, dalam pertemuan petinggi Golkar dengan Gerindra, kedua pihak mengklaim belum bicara mengenai Pemilu dan Pilpres 2024.

Petinggi Golkar yang ikut dalam pertemuan, Agus Gumiwang Kartasasmita mengklaim bahwa kedua pihak belum bicara kans kerja sama politik jangka panjang.

Dia juga menampik pertemuannya dengan Gerindra berkaitan dengan penjajakan koalisi Golkar-NasDem di 2024.

"Kita fokus pada sukses pemerintah Pak Jokowi terlebih dahulu," katanya, Sabtu 13 Maret.