Bagikan:

JAKARTA - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto rajin bersafari politik pada momen Lebaran 2022. Mulai dari menyambangi Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputeri, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Sultan Hamengkubuwono X, hingga Habib Lutfi.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga menilai safari politik yang dilakoni Prabowo bukti Menteri Pertahanan itu siap maju di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Silaturahmi itu mengisyaratkan Prabowo memerlukan dukungan dari sejumlah tokoh agar dapat melenggang mulus di kontestasi pesta demokrasi lima tahunan.

"Kunjungan ke pesantren di Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Tengah (Jateng) menjadi indikasi kuat Prabowo sudah siap untuk pencapresan 2024. Dua provinsi itu sengaja dikunjungi setidaknya untuk memperkuat dukungan kepadanya,” ujar Jamiluddin di Jakarta, Minggu, 8 Mei.

Kunjungan Prabowo ke dua provinsi itu berkaca kepada hasil perolehan suara Prabowo saat maju dalam Pilpres 2014 dan 2019. Jamiluddin bilang, pesantren berpengaruh di Jatim dan Jateng itu dapat meningkatkan elektabilitas Prabowo.

Menurutnya, Prabowo tidak ingin mengulangi kekalahannya di Jatim dan Jateng pada Pilpres 2024.

"Setidaknya peningkatan elektabilitas itu dapat diperoleh dari warga NU (Nahdlatul Ulama) di Jatim dan Jateng, yang pada pilpres sebelumnya lebih banyak memilih Joko Widodo,” katanya.

Lebih lanjut, Jamiluddin menjelaskan upaya Prabowo untuk meningkatkan elektabilitas di Jatim, salah satunya menyempatkan diri berkunjung ke Khofifah.

Dia menilai, Prabowo perlu mendapat dukungan dari Khofifah karena sosok orang nomor satu di Jawa Timur itu memang berpengaruh dan mengakar bagi warga nahdliyin.

"Jadi, kalau Khofifah bisa diajak menjadi bagian gerbongnya, maka Prabowo berharap elektabilitasnya di Jatim akan moncer. Hal itu diperlukannya agar Prabowo pada Pilpres 2024 dapat menang di Jatim,” kata Jamiluddin.

Sementara untuk di Jateng, Prabowo sengaja bersafari ke kiai yang memiliki pengaruh besar. Pasalnya, kata dia, peluang Prabowo mendapat dukungan dari kalangan nahdliyin lebih memungkinkan didapat ketimbang berkunjung ke tokoh nasionalis.

"Apalagi, Jawa Tengah selama ini sudah identik menjadi basis politik PDIP," pungkasnya.