JAKARTA - Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dan politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul tidak menggambarkan intelektualitas Istana dalam menanggapi sebuah kritik.
Refly membalas komentar Ruhut dan Ngabalin soal analisisnya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak seperti biasanya memilih tempat salat Idulfitri 2022 bukan di Masjid Istiqlal Jakarta.
"Sudah membuat panas dua punggawa Istana, dua komunikator Istana yang selama ini sering menggunakan narasi atau serangan verbal siapun yang mengkritik Presiden Jokowi dengan mengatakan hal-hal yang sebenarnya tidak menggambarkan intelektualitas, hanya menggambarkan perilaku preman jalanan," ujarnya dalam akun YouTube Refly Harun, Jumat 6 Mei.
Refly heran dengan Ruhut maupun Ngabalin yang tidak membangun kerangka pikiran layaknya seorang analisis. Balasan dari keduanya terkait kritik terhadap Istana, kata Refly, hanya berbentuk gunjingan semata.
Menurut Refly, publik yang berpikir dengan akal sehat mengetahui sifat dari kedua komunikator Istana tersebut.
"Karena susahnya komunikator Istana itu tidak mau berpikir dari sisi analisis, hanya mau melakukan kekerasan verbal saja, ngantain kira-kira begitu," tuturnya.
Meski demikian, Refly mengaku penilaiannya itu belum tentu benar. Karena menurutnya, tidak ada kebenaran mutlak sehingga apa yang disampaikannya terkait analisis sebatas testing the water.
"Tapi sekali lagi mohon maaf, ini istilah saja, dalam tanda kutip [penilaian] tentunya, karena kasian Presiden Jokowi kalau dikelilingi komunikator yang buruk," imbuhnya.
"Untuk Ngabalin Minal Aidzin Wal Faizin mohon maaf lahir dan batin karena masih dalam suasana Lebaran," sambung Refly.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Refly Harun memberikan analisis Presiden Jokowi takut kalah pamor dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sehingga tidak salat Idulfitri seperti biasanya di Jakarta. Jokowi memilih lokasi salat yang bertepatan dengan 1 Syawal 1443 Hijriah itu di halaman Gedung Agung, Istana Kepresidenan Yogyakarta, Senin, 2 Mei.
Anies diketahui telah jauh hari berencana menjalankan salat Idulfitri 2022 di Jakarta International Stadium (JIS).
Pernyataan Refly itu mengundang Ngabalin untuk berkomentar. Menurut Ngabalin, Refly memiliki sumbu pendek dan memiliki pemahaman yang rendah menilai situasi.
"Rupanya kawan ini sakit hati banget. Ketahuilah wahai sang Profesor tidak ada yang bisa menghancurkan besi kecuali karatnya, tidak ada yang dapat menghancurkan seseorang kecuali pola pikirnya,” ujar Ngabalin dalam akun Twitternya, @AliNgabalinNew, Rabu 4 Mei.
"Bagaimana mungkin ada pakar hukum seperti kamu bersumbu pendek atau small and low mindset," ujar Ngabalin.
Mirip dengan Ngabalin, Ruhut Sitompul ikut bersuara. Eks politikus Partai Demokrat tersebut menyematkan cap kadrun kepada Refly yang dianggapnya sakit hati terhadap pemerintah.
"Beginilah analis kadrun yg sakit hati 2X gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN dipecat krn tdk ta’u kerja, dendam kesumat membandingkan Presiden dgn Gabenar yg semua Rakyat Indonesia tercinta merasakan keberhasilan Gubernur sebelum menjadi Presiden RI ke 7 MERDEKA," ujar Ruhut dalam akun Twitternya, @ruhutsitompul.