JAKARTA - Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan aksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral, Makassar adalah tindakan yang tak berperikemanusiaan.
Selain itu, tindakan ini juga bertentangan dengan nilai kemanusiaan yang harusnya dijunjung tinggi di tengah pandemi COVID-19. Apalagi saat ini semua negara termasuk Indonesia tengah berjuang mengatasi penyebaran virus tersebut.
“Kejadian aksi terorisme di depan Gereja Makassar pada 28 Maret 2021 merupakan tindakan yang tidak berperikemanusiaan dan tentunya sangat bertentangan dengan nilai kemanusiaan yang harusnya kita junjung tinggi di masa pandemi ini,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa, 30 Maret.
Wiku berharap korban yang saat ini dirawat di rumah sakit akibat kejadian itu bisa segera pulih. “Sehingga dapat kembali beraktivitas,” tegasnya.
BACA JUGA:
Penyergapan Densus 88
Densus 88 Antiteror Polri melakukan penyergapan di sejumlah lokasi pasca bom Makassar. Di Jakarta dan sekitarnya, ada 4 orang yang ditangkap.
Empat tersangka teroris yang ditangkap berinisial HH, ZA, AJ dan BS. Polisi menyebut HH adalah motivator, fasilitator dan pendana terkait rencana aksi terorisme. HH ditangkap di Condet, Jakarta Timur.
““Dia yang mengatur semuanya, (menjelaskan) cara membuat bom dan membiayai pembelian bahan-bahan untuk pembuatan bom. Saudara HH ini kerjanya setiap hari adalah jual beli kendaraan bermotor,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus.
Sedangkan di Makassar, ada 7 tersangka teroris yang diciduk yakni berinisial AS alias AR, SAS, MR, AA, R alias M, AN, MM.
“Terkait dengan tersangka teroris yang telah diamankan di Makassar, mereka merupakan kelompok atau terafiliasi langsung dengan jaringan JAD,” kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan menyebut kelompok ini tergabung dalam kelompok sama di Villa Mutiara Biringkanaya, Makassar yang disergap Densus 88 pada 6 Januari 2021.