JAKARTA - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) mengutuk keras aksi terorime yang terjadi di depan Gereja Katedral, Kota Makasar, Sulawesi Selatan. Bahkan, Jokowi telah memintarkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mengusut tuntas.
"Saya mengutuk keras aksi teroisme tersebut dan saya sudah memerintahkan kapolri untuk mengusut tuntas jaringan-jaringan pelaku dan membongkar jaringan itu sampai ke akar-akarnya," ucap Jokowi secara daring melalui akun Youtube Sekertariat Presiden, Minggu, 28 Maret.
Aksi terorime, kata Jokowi, merupakan kejahatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan. Bahkan, ditekankan aksi terorime tidak berkaitan dengan agaman apapun. Sebab, tidak ada agama yang mengajarkan untuk melakukan kejahatan.
"Terorisme adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan tidak ada kaitannya dengan agama apapun. Semua ajaran agama menolak terorime apapun alasannya," tegas dia.
Untuk itu, negara tidak akan membiarkan atau tinggal diam terhadap jaringan-jaringan terorime melakukan aksinya yang sangat meresahkan.
Di sisi lain, masyarakat diminta untuk tetap tenang dengan apa yang sudah terjadi. Selain itu, masyarakat juga diminta untuk ikut serta memerangi aksi terorisme.
"Saya meminta masyarakat agar tetap tenang menjalankan ibadah karena negara menjamin keamanan umat beragama untuk beribadah tanpa rasa takut," ungkap Jokowi.
BACA JUGA:
"Saya mengajak semua anggota masyarakat untuk bersama-sama memerangi terorime, memerangi radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, nilai-nilai luhur kita sebagai bangsa yang menujunjung tinggi nilai-nilai ketuhanan dan menjunjung tinggu nilai-nilai kebhinekaan," sambung dia.
Korban Ditanggung Negara
Lebih jauh, Jokowi juga mendoakan para korban agar cepat pulih. Setidaknya ada 14 orang yang tercatat menjadi korban luka-luka akibat aksi bunuh diri tersebut
Bahkan, bagi para korban semua biaya pengobatan bakal ditanggung negara. Sehingga, mereka tak perlu berpikiran perihal biaya dan fokus untuk memulihkan kondisinya.
"Untuk korban-korban yang luka-luka, kita mendoakan agar segara diberikan kesembuhan dan negara menjamin semua biaya pengobatan dan perawatan para korban," tandas dia. Ledakan bom bunuh diri terjadi di sekitaran Gereja Katedral, Kota Makssar, Minggu, 28 Maret. Akibat ledakan ini beberapa orang menjadi korban.
Ledakan itu disebut berasal dari pengendara sepeda motor. Setidaknya ada dua orang yang diduga sebagai pelaku. Sampai sejauh ini, polisi masih mencari informasi dan petunjuk perihal peristiwa tersebut.