Belasan Terduga Teroris Diciduk Usai Bom Makassar, Pimpinan DPR Ingatkan Deradikalisasi
ILUSTRASI/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin mengapresiasi Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri yang berhasil menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa wilayah.

Menurut Azis, bila terduga teroris tersebut berhubungan dengan aksi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, maka DPR meminta penelusuran.

"Sampaikan secara jernih kepada publik, kronologi dan kaitannya, agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi dan data," ujar Azis Syamsuddin, Selasa, 30 Maret.

Wakil ketua umum Partai Golkar ini mengimbau, semua pihak mampu menahan diri dan mendinginkan situasi. Apalagi saling menyalahkan dan mencari kelemahan antarlembaga satu dan yang lainnya.

Azis juga mengingatkan kembali soal deredikalisasi sebagai upaya pengendalian aksi terorisme di Tanah Air.

"Pekerjaan rumah besar kita ada di depan mata. Deredikalisasi dinilai sangat perlu digiatkan kembali di lingkungan pendidikan, termasuk di lembaga dakwah Islam di seluruh pelosok nusantara," kata Azis. 

Pimpinan DPR bidang koordinasi politik, hukum, dan keamanan, itu menambahkan, aksi terorisme yang terjadi di Gereja Katedral Makassar menjadi fakta yang memunculkan kekhawatiran di tengah pandemi COVID-19. Sebab, bibit terorisme dan radikalisasi ternyata masih terus tumbuh di Nusantara.

"Tentu saja peran lembaga pendidikan termasuk lembaga dakwah di daerah-daerah harus lebih difokuskan. Tentu saja parameternya adalah kualitas mutu pendidikan yang harus kita tingkatkan," kata Azis.

13 Terduga Teroris Diciduk

Sebelumnya Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan pascaledakan bom bunuh diri di gerbang Gereja Katedral, Kota Makassar, ada 13 terduga teroris ditangkap di empat provinsi.

13 terduga teroris itu ditangkap di wilayah Makassar, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jakarta dan Bekasi.

"Di Makassar, Densus menangkap empat orang, inisialnya AS, SAS, MR dan AA," kata Listyo Sigit.

Sigit mengatakan keempat terduga teroris itu memiliki keterkaitan dengan dua pelaku bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar L dan YSM, yakni kelompok kajian di Vila Mutiara.

"Mereka berperan bersama L dan YSM (keduanya pelaku bom bunuh diri) yakni bersama-sama dalam satu kelompok kajian Villa Mutiara,” kata Sigit.

Sigit menyebutkan keempat terduga teroris yang ditangkap di Makassar ini, berperan memberikan doktrin dan mempersiapkan rencana jihad serta membeli bahan-bahan peledak untuk disiapkan bom bunuh diri.

Tim Densus 88 Anti Teror juga bergerak melakukan penggeledahan dan penangkapan di dua wilayah, yakni Condet Jakarta Timur dan Bekasi, Jawa Barat.

Dari dua lokasi tersebut, Tim Densus 88 Anti Teror mengamankan empat terduga teroris berinisial, yakni A, AH, AJ dan BS.

Selain mengamankan pelaku, Tim Densus 88 Anti Teror juga menemukan barang bukti bom dan bahan peledak lainnya.

"Polisi temukan lima bom aktif. Jenis bom sumbu, 5 Toples besar berisi bahan kimia peledak, sulfur, flashfolder dan termometer. Bahan-bahan ini akan diolah menjadi bahan peledak Jumlahnya 4 kg, kemudian ditemukan bahan peledak lain dengan jumlah 1,5 kg," kata Sigit.

Tim Densus 88 Anti Teror juga bergerak ke wilayah Mataram, NTB. Di lokasi tersebut diamankan satu orang lagi, sehingga total ada lima terduga teroris dari kelompok Jamaah Ansharut Daullah (JAD) yang telah ditangkap.

“Total lima pelaku telah diamankan, saat terus dikembangkan, dalam waktu dekat dapat diamankan," ujar Kapolri.