Bagikan:

JAKARTA - Ledakan di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, diduga dari bom bunuh diri. Bom Katedral Makassar terjadi setelah belasan terduga teroris Sulsel diciduk Densus 88.

Bom di Katedral Makassar terjadi pukul 10.28 WITA, Minggu, 28 Maret. Ada potongan tubuh dekat pagar gereja yang kini diidentifikasi. Polisi memastikan ada korban jiwa dan korban luka. Tapi untuk jumlah pasti korban, polisi belum mendapatkan informasi rinci. 

“Ada potongan tubuh, apa ini pelaku atau orang di sekitar,” kata Kabid Humas Polda Sulsel Kombes E Zulfan. 

Sebelum aksi teror ini, Densus 88 Antiteror bergerak di Sulsel pada awal Januari 2021. Dua orang terduga teroris ditembak mati di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Keduanya diduga kelompok JAD pro ISIS.

Kedua terduga teroris ditembak karena melakukan perlawanan ke polisi saat hendak ditangkap. Operasi ini dilakukan Densus 88 Antiteror di perumahan Villa Mutiara Biru, Biringkanaya, Makassar.

Selain di Biringkanaya Makassar, Densus 88 bergerak di wilayah lain di Sulsel kala itu. Total ada 19 orang—dua meninggal—yang ditangkap dalam penyergapan terduga teroris di Sulsel. Barang bukti para terduga teroris disita.

"Rangkaian bom, senpi senjata laras panjang 6 pucuk, senjata tajam, badik, parang, pedang, senjata, samurai, busur, dan buku yang bersifat provokatif radiakal," kata Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam dalam jumpa pers, Kamis, 7 Januari.

Penyergapan terduga teroris dilakukan pada Rabu, 6 Januari di perumahan Villa Mutiara Cluster Biru, Biringkanaya, Kota Makassar. Saat penyergapan dua terduga teroris tewas ditembak karena menyerang polisi.

Terduga teroris itu menyerang polisi dengan parang dan senjata api. Karenanya kedua terduga teroris itu ditembak.

Belasan terduga teroris di Makassar lantas dibawa ke Jakarta. Total ada 26 terduga teroris termasuk hasil penyergapan Densus 88 di Gorontalo. 

"Dari 19 anggota yang tertangkap semua terlibat atau menjadi anggota Front Pembela Islam (FPI) di Makassar. Mereka sangat aktif dalam kegiatan FPI di Makassar," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis, 4 Februari.