JAKARTA - Polri masih mendalami dugaan keterkaitan ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dengan belasan terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror di Sulsel awal Januari.
"Belum bisa dipastikan untuk itu," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan Kombes E. Zulpan kepada wartawan, Minggu, 28 Maret.
Semua hal dari lokasi kejadian dipastikan Kombes Zulpan akan didalami. Olah tempat kejadian perkara pun sedang dilakukan.
Meski demikian, Zulpan menyebut dugaan itu bakal didalami. Nantinya, semua akan disampaikan jika ada informasi baru.
"Teknis kita akan update beberapa menit ke depan," kata dia.
Sebelumnya diberitakan, ledakan diduha bom bunuh diri terjadi di sekitaran Gereja Katedral, Kota Makssar, Minggu, 28 Maret. Akibat ledakan ini beberapa orang menjadi korban.
Sementara itu, Kapolda Sulawesi Selatan (Sulsel) Irjen Merdisyam menyebut ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar masuk kategori berdaya ledak tinggi (high explosive).
“Kalau jenis ledakan sementara bisa dikatakan high explosive karena daya ledak cukup tinggi. Di gereja tidak ada kerusakan berarti hanya di luar, di pintu gerbang dan kendaraan,” kata Irjen Merdisyam di Makassar, Minggu, 28 Maret.
Ada 9 orang terluka yakni 5 petugas gereja dan 4 jemaah yang kini dirawat di sejumlah rumah sakit di Makassar. Sedangkan pelaku bom bunuh diri tewas di lokasi kejadian.
“Saat ini yang dapat kita pastikan ada satu jasad diduga pelaku bom bunuh diri data dan idenifikasi sedang dilakukan olah TKP,” sambungnya.
Ledakan bom bunuh diri di gereja Katedral Makassar, Jalan Kajaolalido, Ujung Pandang, Makassar terjadi sekitar pukul 10.35 WITA atau 5 menit usai misa Palma di Katedral berakhir. Pelaku sempat ditahan petugas gereja di pintu gerbang yang curiga dengan gerak-geriknya.
“Ada satu motor yang mau masuk ke dalam parkir, sempat ditahan oleh petugas gereja. Saat itu terjadi ledakan yang mengakibatkan korban dari pelaku dan warga,” sambung Merdisyam.
BACA JUGA:
Sebelum aksi teror di Katedral Makassar, Densus 88 Antiteror bergerak di Sulsel pada awal Januari 2021. Dua orang terduga teroris ditembak mati di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Keduanya diduga kelompok JAD pro ISIS.
Kedua terduga teroris ditembak karena melakukan perlawanan ke polisi saat hendak ditangkap. Operasi ini dilakukan Densus 88 Antiteror di perumahan Villa Mutiara Biru, Biringkanaya, Makassar.
Selain di Biringkanaya Makassar, Densus 88 bergerak di wilayah lain di Sulsel kala itu. Total ada 19 orang—dua meninggal—yang ditangkap dalam penyergapan terduga teroris di Sulsel. Barang bukti para terduga teroris disita.
"Rangkaian bom, senpi senjata laras panjang 6 pucuk, senjata tajam, badik, parang, pedang, senjata, samurai, busur, dan buku yang bersifat provokatif radiakal," kata Kapolda Sulsel Irjen Merdisyam dalam jumpa pers, Kamis, 7 Januari.