JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut pelaku kasus bom bunuh diri di depan Gereja Katedral, Kota Makassar, merupakan terduga teroris yang dalam pengejaran. Pelaku juga telah terdeteksi bakal melakukan aksi teror.
"Pelaku Kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral hari ini sebelumnya memang dalam pengejaran aparat keamanan. Masih ada beberapa yang belum tertangkap dan terus dalam pengejaran," ucap Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN) Wawan Hari Purwanto dalam keterangannya, Minggu, 28 Maret.
Aksi bom bunuh diri ini juga erat kaitannya dengan penangkapan puluhan terduga teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Makassar oleh Densus 88 Antiteror pada Januari 2021.
Alasannya, salah satu terduga teroris yang tertembak saat proses penangkapan diduga akan melakukan aksi amaliyah. Terlebih, aksi teorisme di Makassar sudah termonitor sejak 2015 dengan adanya ratusan jemaah dibaiat oleh ISIS di Sudiang, Sulawesi Selatan.
"Pada awal Januari 2021 sebanyak sekitar 20 terduga teroris jaringan JAD ditangkap Polda Sulsel dan Densus 88, mereka terlibat pendanaan pelaku bom bunuh diri di Filipina, fasilitator pelarian Andi Baso terduga pelaku pengeboman gereja Oikomene Samarinda 2017. Mereka sudah melakukan persiapan fisik maupun kemampuan i'dad," papar Wawan.
BACA JUGA:
Terlepas dari hal itu, Wawan pun meminta masyarakat untuk tetap tenang. Sebab, Polri telah melakukan langkah-langkah penyelidikan. "Mengimbau masyarakat agar tenang, serahkan ke aparat penegak hukum untuk mengusutnya," tandas dia.
Ledakan bom bunuh diri terjadi di sekitaran Gereja Katedral, Kota Makssar, Minggu, 28 Maret, sekitar pukul 10.30 WITA. Akibat ledakan ini beberapa orang menjadi korban.
Ledakan itu disebut berasal dari pengendara sepeda motor. Setidaknya ada dua orang yang diduga sebagai pelaku. Sampai sejauh ini, polisi masih mencari informasi dan petunjuk perihal peristiwa tersebut.