Bagikan:

JAKARTA - Drone Bayraktar TB2 buatan Turki, dengan nomor ekor S5, mengukir sejarah menjadi kendaraan udara nirawak pertama di negara itu yang menyelesaikan masa operasionalnya dan pensiun, setelah berhasil mencapai 10.000 jam terbang, kata pihak produsen Baykar pada Hari Rabu.

Pertama kali digunakan pada tahun 2014, Bayraktar TB2 S5 memainkan peran penting dalam berbagai operasi militer Turki. Sekarang, drone ini akan menjalani peran untuk mendukung pelatihan dan penelitian.

"UAV kami dengan nomor ekor S5 Bayraktar TB2, yang telah bertugas bersama tentara Turki dalam semua operasi besar sejak hari ia memasuki inventaris tentara kita, telah berhasil menyelesaikan 10.000 jam terbang. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah berkontribusi," kata Board Chairman of Baykar Selcuk Bayraktar dikutip dari Turkiye Today.

TB2 S5 telah menjadi aset utama dalam operasi di dalam dan luar negeri, menyelesaikan lebih dari 750 serangan mendadak.

Sementara itu, Angkatan Darat Turki menerima UAV Bayraktar TB2 baru, dengan nomor ekor T510, dalam sebuah upacara yang diadakan di Pusat Teknologi Nasional Özdemir Bayraktar di Istanbul, dilansir dari Daily Sabah.

Armada TB2 Baykar hampir mencapai tonggak penting dengan hampir 900.000 jam terbang yang dicatat di semua unit hingga September 2024.

Dengan tingkat produksi domestik sebesar 93 persen, Bayraktar TB2 adalah pesawat nasional terlama di Turki. Pesawat ini mencetak rekor dalam sejarah penerbangan Turki dengan terbang di ketinggian 27.030 kaki dan menyelesaikan penerbangan nonstop selama 27 jam selama demonstrasi tahun 2019 di Kuwait dalam kondisi ekstrem.

Pada Bulan Mei 2024, Bayraktar TB2 mencetak rekor lain dengan melakukan gerakan memutar otomatis, manuver yang biasanya diperuntukkan bagi jet tempur, menjadikannya UAV pertama di dunia yang melakukan tindakan mengelak ini.

Selain peran militer, UAV Bayraktar TB2 telah berpartisipasi dalam operasi internasional, termasuk di Libya, Ukraina dan Karabakh dan saat ini digunakan oleh beberapa negara NATO dan Uni Eropa.

UAV Bayraktar TB2 juga memainkan peran penting dalam operasi sipil, termasuk misi pencarian dan penyelamatan selama gempa bumi di Turki tahun 2020 dan 2023, serta upaya untuk mendeteksi dan mencegah kebakaran hutan.

Antara tahun 2020 dan 2023, UAV tersebut mengidentifikasi 3.166 kebakaran pada tahap awal, yang membantu dalam penanggulangan bencana.

Diketahui, UAV Bayraktar kini beroperasi di 33 negara, yang menunjukkan permintaan internasionalnya yang terus meningkat.