JAKARTA - Industri pertahanan Turki telah melakukan pengiriman baru kendaraan udara tak berawak (UCAV) Bayraktar TB2 ke Komando Angkatan Darat Turki, kata kepala badan pertahanan itu, Sabtu.
Dalam sebuah pernyataan Twitter, Ketua Kepresidenan Industri Pertahanan (SSB) Ismail Demir mengatakan SSB telah berhasil mengirimkan drone tempur buatan Baykar.
Dia mencatat, drone yang baru dikirim dilengkapi dengan Common Aperture Targeting System (CATS) yang dikembangkan oleh perusahaan pertahanan terkemuka Aselsan, mengutip Daily Sabah 6 Februari.
CATS adalah sistem pengintaian, pengawasan, dan penargetan elektro-optik berkinerja tinggi yang dirancang untuk platform udara sayap tetap dan sayap putar, termasuk sistem udara tak berawak (UAS), helikopter dan pesawat terbang.
Drone negara itu sebelumnya menggunakan sistem elektro-optik yang dibeli dari luar negeri. Tetapi, embargo terkait pada ekspor semacam itu membuat perusahaan industri pertahanan Turki mengembangkan peralatan dengan sumber daya lokal di dalam negeri.
Tahun lalu, Kanada membatalkan izin ekspor teknologi drone ke Turki setelah menyimpulkan negara tersebut menjual peralatan tersebut kepada pasukan militer Azerbaijan, saat berperang di wilayah Nagorno-Karabakh yang diduduki Armenia dan diakui secara internasional.
Turki, seperti Kanada, adalah anggota NATO dan merupakan sekutu penting Azerbaijan, yang pasukannya mendapatkan kembali wilayahnya setelah enam minggu pertempuran dan setelah tiga dekade pendudukan ilegal Armenia.
Namun, Menteri Luar Negeri Kanada Marc Garneau mengatakan penggunaan teknologi itu "tidak konsisten dengan kebijakan luar negeri Kanada, atau jaminan penggunaan akhir yang diberikan oleh Turki."
Turki mengkritik keputusan tersebut, dengan mengatakan mereka mengharapkan sekutu NATO Turki untuk menahan diri dari mengambil langkah-langkah yang akan berdampak negatif terhadap hubungan bilateral dan membahayakan solidaritas NATO.
Seperti yang diungkapkan oleh banyak ahli militer dan ahli pertahanan, drone tempur memberi tentara Azerbaijan keunggulan dalam mendeteksi dan menghancurkan pasukan musuh dan peralatan militer, termasuk kendaraan lapis baja, howitzer, dan sistem pertahanan udara buatan Rusia.
BACA JUGA:
Untuk diketahui, di antara produk industri pertahanan yang diimpor Turki dari Kanada adalah sistem kamera elektro-optik yang diperoleh dari perusahaan Wescam.
Selain menggunakan drone tempur yang dikembangkan di dalam negeri sendiri, Turki juga sedang dalam perjalanan untuk menjadi salah satu eksportir nomor satu dunia di bidang tersebut.
Kontrak ekspor telah ditandatangani dengan 16 negara untuk UCAV Bayraktar TB2, yang telah menyelesaikan 420.000 jam terbang.