JAKARTA - Ukraina telah mencapai "banyak hal" dalam serangan ke wilayah Kursk Rusia, tetapi sulit untuk mengatakan bagaimana situasi akan berkembang selanjutnya, kata Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg pada Hari Kamis.
"Hanya Ukraina yang dapat membuat pilihan-pilihan sulit yang diperlukan, seperti di mana mengerahkan pasukan mereka dan jenis peperangan apa yang tepat dalam situasi ini," kata Stoltenberg, melansir Reuters 5 September.
Pasukan Rusia maju di timur Ukraina, sementara pasukan Ukraina telah melakukan serangan berani ke wilayah Kursk Rusia, di mana pada tanggal 6 Agustus meluncurkan serangan lintas batas terbesar terhadap Rusia sejak Perang Dunia Kedua.
Stoltenberg mengatakan, Ukraina memiliki hak untuk membela diri, termasuk dengan rudal jarak jauh yang dapat mencapai target militer di wilayah Rusia.
"Saya senang banyak negara NATO telah memberikan kesempatan itu, dan mereka yang masih memiliki batasan telah melunakkan batasan tersebut sehingga Ukraina dapat mempertahankan dirinya sendiri," kata Stoltenberg.
Stoltenberg sebelumnya mengatakan dalam sebuah konferensi, ia tidak melihat adanya ancaman militer langsung terhadap negara-negara NATO tetapi mengatakan ada bahaya terorisme, serangan siber dan sabotase yang terus-menerus.
BACA JUGA:
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky akan menghadiri pertemuan kelompok Ramstein pada Hari Jumat, koalisi negara-negara yang memasok senjata ke Ukraina, di mana ia diharapkan untuk meminta peningkatan pengiriman senjata, khususnya rudal jarak jauh, menurut majalah Jerman Spiegel.
Presiden Zelensky diketahui telah meminta sekutu untuk membantu pertahanan udara dan menghapus pembatasan yang mencegah Kyiv menggunakan senjata sumbangan untuk serangan jarak jauh ke Rusia.